Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deportasi Pendukung Fethullah Gulen ke Turki, Bulgaria Dikecam

Kompas.com - 11/08/2016, 18:58 WIB

SOFIA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah Bulgaria untuk mendeportasi seorang pebisnis yang dituding sebagai pendukung Fethullah Gulen menuai kritik negara-negara Uni Eropa.

Abdullah Buyuk (43) dideportasi pada Rabu (10/8/2016), karena dianggap memasuki Bulgaria dengan dokumen yang "cacat" setelah permohonan suaka politiknya ditolak.

Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Bulgaria Rumyana Bachvarova, Kamis (11/8/2016), kepada stasiun televisi bTV.

Keputusan Bulgaria ini memicu kemarahan media massa dan media sosial yang menuding pemerintah negeri itu tunduk terhadap tekanan Turki dan gagal memberikan prosedur hukum yang transparan.

"Ini sangat menjijikkan karena para pemimpin Bulgaria tunduk dengan cara yang sangat memalukan warga dan negara ini," kata mantan menteri kehakiman, Hristo Ivanov lewat akun Facebook-nya.

Kecaman juga datang dari ketua organisasi HAM Komiter Bulgaria Helsinki, Krasimir Kanev yang menyebut deportasi ini adalah sebuah tindakan ilegal.

Media Bulgaria sudah menggali kisah Buyuk selama beberapa pekan setelah Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Ankara menginginkan Buyuk diekstradisi karena disebut sebagai "pengkhianat".

Buyuk tiba di Bulgaria pada Februari lalu, jauh sebelum kudeta militer pecah di Turki. Namun, pemerintah Turki menginginkan Buyuk yang disebut terkait dengan organisasi teroris dan melakukan pencucian uang.

Pada Maret lalu, dua pengadilan Bulgaria sudah memutuskan tidak akan memulangkan Buyuk dengan alasan pria itu dikejar karena alasan politik dan tak ada jaminan Buyuk mendapatkan sidang yang adil di Turki.

Namun, setelah percobaan kudeta pada 15 Juli lalu, Turki meminta Bulgaria untuk memeriksa ulang kasus terkait Buyuk. Saat itu pengadilan mengatakan permintaan Turki secara prosedur tak bisa dipenuhi.

Di sisi lain, wakil kepala staf Kementerian Dalam Negeri Bulgaria Georgy Arabadzhiev mengatakan, pemerintah menerima surat dari Interpol yang memberikan fakta baru tentang Buyuk.

Namun, Georgy tidak menjelaskan kepada wartawan apa yang disebut dengan fakta baru yang disampaikan Interpol itu.

Alhasil, Kemendagri Bulgaria pada Selasa (9/8/2016), memerintahkan untuk memulangkan Buyuk ke Turki sesegera mungkin. Polisi kemudian mencari Buyuk, menahannya dan membawanya ke perbatasan kedua negara.

Selama ini pemerintan Bulgaria memang sangat berhati-hati mengeluarkan komentar terkait kudeta militer di negara tetangganya itu.

Bulgaria agaknya khawatir perjanjian yang diteken Ankara dan Brussels untuk menahan arus pengungsi ke Uni Eropa akan berakhir dengan kegagalan.

Sementara itu, keputusan Bulgaria "memulangkan" Buyuk disambut baik pemerintah Turki.

"Bulgaria telah mendeportasi seorang anggota FETO (Organisasi Teror Fethullah). Kami berterima kasih kepada pemerintah Bulgaria atas kerja sama yang diberikan," kata Cavusoglu dalam wawancara di televisi setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com