Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia dan Ukraina Saling Tuding Terkait Kekerasan Terbaru di Crimea

Kompas.com - 11/08/2016, 12:11 WIB

KIEV, KOMPAS.com -  Rusia dan Ukraina saling tuding terkait situasi di Semenanjung Crimea setelah terjadi insiden baku tembak yang diikuti pengerahan tank-tank Rusia ke perbatasan Ukraina.

Moskwa pada Rabu (10/8/2016) menuding Ukraina melancarkan “teror” ke wilayah itu. Kiev membantahnya dengan mengatakan, Rusia mencari gara-gara untuk memicu perang baru.

Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu, menuduh Ukraina melancarkan "teror" atas dugaan penyerangan ke wilayah Crimea yang dianeksasi Rusia pada Maret 2014.

Badan keamanan Rusia mengumumkan telah menggagalkan "serangan teroris" di Crimea yang dilancarkan intelijen militer Ukraina dan memukul mundur serangan bersenjata.

Awal pekan ini Rusia telah mengerahkan sejumlah besar armada tempurnya, terutama mobil lapis baja atau tank ke perbatasan dengan Eropa untuk menanggapi penembakan mematikan di sana.

Tank-tank dari Moskwa itu dikerahkan di sepanjang perbatasan Crimea utara, Ukraina timur.

Dinas keamanan Rusia mengatakan salah satu petugasnya tewas dalam bentrokan bersenjata saat terjadi operasi penangkapan “teroris” pada 6-7 Agustus.

Sedangkan militer Rusia mengatakan, satu tentaranya juga tewas dalam baku tembak dengan kelompok "sabotase teroris" yang dikirim kementerian pertahanan Ukraina, 8 Agustus.

"Ini berita yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan, petugas keamanan kami mencegah serbuan ke wilayah itu oleh kelompok pengintai dari kementerian pertahanan Ukraina," kata Putin.

Pemimpin Kremlin itu menuduh pihak berwenang di Kiev sedang melakukan aksi teror dan memperingatkan konsekuensi militer atas kematian dua warganya.

Kiev pun membantah tudingan Putin itu dengan balas menuduhnya sedang mencari berbagai cara untuk membenarkan aksi perangnya.

Ukraina membantah adanya upaya mereka untuk merebut kembali kendali atas wilayah sengketa di Semenenjung Crimea yang dianeksasi Rusia dengan kekerasan senjata.

“Vladimir Putin sedang mencari cara untuk membenarkan perang dengan Ukraina”, kata  juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina.

"Putin ingin berperang lagi. Rusia memicu ketegangan,  sedangg putus asa dengan mencari casus belli melawan Ukraina, dan mengetes reaksi Barat," kata juru bicara Jubir Kemenlu Ukraina, Dmytro Kuleba, yang berkicau di akun Twitter.

Semenanjung Crimea di Ukraina timur menjadi sengketa wilayah pada tahun 2014, setelah Rusia mengambil alih paksa dari Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com