KIEV, KOMPAS.com - Rusia dan Ukraina saling tuding terkait situasi di Semenanjung Crimea setelah terjadi insiden baku tembak yang diikuti pengerahan tank-tank Rusia ke perbatasan Ukraina.
Moskwa pada Rabu (10/8/2016) menuding Ukraina melancarkan “teror” ke wilayah itu. Kiev membantahnya dengan mengatakan, Rusia mencari gara-gara untuk memicu perang baru.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu, menuduh Ukraina melancarkan "teror" atas dugaan penyerangan ke wilayah Crimea yang dianeksasi Rusia pada Maret 2014.
Badan keamanan Rusia mengumumkan telah menggagalkan "serangan teroris" di Crimea yang dilancarkan intelijen militer Ukraina dan memukul mundur serangan bersenjata.
Awal pekan ini Rusia telah mengerahkan sejumlah besar armada tempurnya, terutama mobil lapis baja atau tank ke perbatasan dengan Eropa untuk menanggapi penembakan mematikan di sana.
Tank-tank dari Moskwa itu dikerahkan di sepanjang perbatasan Crimea utara, Ukraina timur.
Dinas keamanan Rusia mengatakan salah satu petugasnya tewas dalam bentrokan bersenjata saat terjadi operasi penangkapan “teroris” pada 6-7 Agustus.
Sedangkan militer Rusia mengatakan, satu tentaranya juga tewas dalam baku tembak dengan kelompok "sabotase teroris" yang dikirim kementerian pertahanan Ukraina, 8 Agustus.
"Ini berita yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan, petugas keamanan kami mencegah serbuan ke wilayah itu oleh kelompok pengintai dari kementerian pertahanan Ukraina," kata Putin.
Pemimpin Kremlin itu menuduh pihak berwenang di Kiev sedang melakukan aksi teror dan memperingatkan konsekuensi militer atas kematian dua warganya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.