SRINAGAR, KOMPAS.com - Pasukan pemerintah Negara Bagian Kashmir di India menangkap lebih dari 1.000 pengunjuk rasa.
Perwira tinggi polisi India, seperti dilaporkan Voice of America pada Selasa (9/8/2016), mengatakan, penangkapan itu untuk membendung demonstrasi anti-India di wilayah Himalaya.
Sementara kantor berita Agence France-Presse melaporkan, dua penjaga perbatasan dan pemberontak diduga tewas pada Senin dalam bentrokan senjata terbaru di Kashmir, India.
Baku tembak terjadi di dekat perbatasan de facto dengan Pakistan, meskipun itu tidak segera jelas apakah militan yang tewas telah menyeberang dari Pakistan ke India.
Inspektur Jenderal Polisi, Syed Javaid Mujtaba Gillani, pada Senin (8/8/2016), mengatakan, penangkapan dilakukan dalam dua minggu terakhir.
Penangkapan lebih dari 1.000 orang itu untuk mengakhiri protes sebulan yang menyebabkan 55 warga sipil dan dua polisi tewas, serta ribuan lainnya terluka.
Kashmir telah berada di bawah pengaturan keamanan ketat dan jam malam sejak seorang komandan pemberontak dibunuh pada 8 Juli lalu.
Pembunuhan itu memicu aksi protes terbesar terhadap pemerintah India dalam beberapa tahun terakhir ini.
Puluhan ribu orang mengabaikan jam malam dan ikut dalam aksi protes jalanan. Aksi menimbulkan bentrokan antara warga yang melemparkan batu dan pasukan pemerintah yang menembakkan peluru tajam dan gas air mata.
Hari Senin (8/9/2016), puluhan ribu tentara berpatroli di jalan-jalan yang dikelilingi kawat berduri dan memberlakukan jam malam di sebagian besar Kashmir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.