TEHERAN, KOMPAS.com - Pemerintah Iran mengeksekusi seorang ilmuwan nuklir negeri itu yang dituduh menjadi mata-mata AS. Demikian seorang pejabat Iran mengatakan, Minggu (7/8/2016).
Shahram Amiri pergi ke AS di puncak upaya Barat menggagalkan program nuklir Iran. Saat dia kembali ke Iran pada 2010, para pejabat negara menyambutnya bak seorang pahlawan perang.
Dia disambut karangan bunga bahkan dia menjadi narasumber berbagai acara bincang-bincang di negeri itu, bahkan sebuah film tentang kehidupannya sudah direncanakan. Setelah semua itu, Shahram secara misterius menghilang.
Shahram Amiri pertama kali menghilang pada 2009 lalu tiba-tiba muncul di Tucson, Arizona, AS. Dia kemudian muncul kembali dalam serangkaian video yang direkam di AS.
Setelah itu dia kemudian mendatangi kedutaan besar Pakistan di Washington DC, AS, khususnya bagian urusan Iran, dan meminta agar dipulangkan ke Teheran.
Dalam sejumlah wawancara di televisi Iran, Shahram mengklaim dia diculik beberapa agen asing. Sementara itu, para pejabat AS mengatakan Shahram mendapatkan uang jutaan dolar untuk informasi tentang program nuklir Iran.
Dalam sejumlah wawancara kala itu, Shahram mengatakan, dia diinterogasi banyak agen asing termasuk agen Israel .
Dia juga mengatakan CIA menawarkan uang sebesar 50 juta dolar agar dia bersedia menetap di Amerika Serikat.
Kasus Shahram Amiri ini juga menjadi pembicaraan hangat di AS tahun lalu berbaringan dengaran rilis email Kemenlu yang dikirim dan diterima Hillary Clinton.
Sebuah email yang di-forward ke Hillary berasal dari seorang penasihat senior, Jake Sullivan tertanggal 5 Juli 2010, sembilan hari sebelum Shahram Amriri pulang ke Teheran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.