Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezim Jong Un Larang Salib Kristen dan Semua Produk Serupa

Kompas.com - 07/08/2016, 17:59 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com – Petugas rezim Korea Utara merazia toko-toko yang menjual salib, simbol kekristenan, yang dahulu digunakan sebagai tempat Yesus dihukum oleh kaum Yahudi.

Bahkan, seperti dilaporkan Daily Express, Sabtu (6/8/2016),  anak-anak sekolah pun harus berhati-hati ketika menulis “tambah” (+) saat belajar matematika agar tidak menyerupai salib.

Saking paranoid terhadap salib, semua produk yang menyerupai salib (dua barang yang bersilang), seperti dasi kupu-kupul, penjepit rambut, dan bando, serta motif baju, pun disita.

Tindakan tidak populer oleh rezim pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, itu dilakukan sebagai upaya untuk memberhangus orang-orang Kristen dan kekristenan.

Para pejabat pemerintah sudah dan sedang disebar untuk menyita salib dan semua barang yang menyerupai salib itu, termasuk label pada kertas atau gambar, yang dijual di toko.

“Siswa bahkan telah diberitahu untuk berhati-hati bagaimana mereka seharusnya menulis tanda “tambah” (+) matematis agar jangan sampai keliru seperti salib,” tulis media Inggris itu.

Alat penjepit pakaian dan rambut pun diperiksa, sebagai bagian dari tindakan tegas untuk meniadakan semua simbol agama Kristen itu.

Salah satu pedagang di Pyongyang mengatakan kepada Radio Free Asia, “Kami selalu berusaha untuk memastikan tidak ada karakter Korea pada label-label produk yang kami bawa dari China”.

“Sekarang kami diharuskan untuk mengecek ulang untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang terlihat seperti salib,” tambahnya.

“Beberapa desain pada pakaian wanita dapat terlihat seperti sebuah salib, tergantung pada siapa yang akan melihatnya,” katanya.

“Tanda-tanda salib juga tampak pada penjepit rambut, bando, dan dasi kupu-kupu pada pria,” kata pedagang itu yang merasa heran dengan sikap paranoid pejabat itu.

“Semua produk tersebut sangat mungkin disita selama ada sidak dari pejabat pemerintah,” ujarnya lagi.

Korut sejak awal telah dijuluki sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi orang Kristen.

Rezim despotik Kim Jong Un dilaporkan telah menerapkan hukuman paling keras terhadap orang-orang Kristen.

Ribuan Kristen menghadapi penangkapan, penyiksaan, penjara dan hukuman mati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com