Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Takut Ditembak Mati, 500.000 Pengedar dan Pengguna Narkoba di Filipina Menyerah

Kompas.com - 05/08/2016, 21:30 WIB
EditorErvan Hardoko

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengakui terjadi sejumlah kesalahan dalam perang terhadap narkoba yang dikobarkannya.

Namun, Duterte menolak untuk menghentikan perintah tembak di tempat yang selama sebulan terakhir sudah menewaskan 400 orang tersangka pengedar narkotika.

Dalam pidatonya di Davao, Kamis (4/8/2016) malam, Duterte mengatakan, sebagian besar tersangka pengedar dan pengguna narkoba tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Meski demikian, Duterte tak menampik beberapa orang di antara mereka tewas karena pembunuhan ilegal yang dilakukan para penegak hukum.

Terkait dugaan ini, Duterte menjanjikan akan melakukan penyelidikan.

Pada Jumat (5/8/2016), kepada para jurnalis, Duterte kembali menegaskan kebijakan tembak di tempat berlaku untuk para pengedar dari semua kalangan termasuk para politisi.

"Saya akan benar-benar membunuh mereka. Lihatlah apa yang kalian lakukan terhadap Filipina dan kalian ingin saya memaafkan kalian?" kata Duterte setelah membesuk seorang polisi di Davao yang ditembak tersangka pengedar narkoba.

"Perintah saya adalah tembak di tempat untuk membunuh kalian. Saya tak peduli soal hak asasi manusia dan kalian sebaiknya percaya itu," lanjut Duterte.

Kebijakan anti-kejahatan Duterte fokus pada janji kampanyenya untuk menyelesaikan masalah peredaran obat terlarang dalam jangka waktu enam bulan.

Baru sebulan berkuasa 400 tersangka pengedar dan pengguna narkoba tewas, sebagian besar karena baku tembak dengan polisi. Sementara lebih dari 4.400 tersangka ditahan.

Situasi ini ternyata membuat "ngeri" para pengedar dan pengguna narkoba sehingga sekitar 500.000 orang memilih menyerahkan diri kepada polisi.

Di antara mereka yang menyerah karena takut ditembak mati adalah tiga orang wali kota dan seorang mantan wali kota yang berasal dari provinsi Maguindanao, wilayah selatan Filipina.

Dan Duterte mengatakan, dia tengah mempertimbangkan pendirian pusat rehabilitasi di kamp-kamp militer negeri itu untuk menampung para pengguna narkoba yang menyerah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke