Selanjutnya, penyataan itu mendesak INCB dan UNODC mengecam kebijakan itu, dan menuntut diakhirnya tindakan yang dinilai kejam itu.
Diwartakan Kantor Berita AFP, De Lima, dalam pidato di hadapan senat di Manila, juga telah menyoroti kebijakan ini.
"Kita tidak seharusnya membayar perang dengan narkoba dengan darah. Jika begitu, kita hanya akan menggadaikan kecanduan narkoba dengan kejahatan lain yang lebih jahat dari kecanduan," kata dia.
Sebelum menjabat sebagai anggota senat, De Lima adalah Menteri Kehakiman Filipina yang juga memimpin lembaga perlindungan hak asasi manusia di Filipina.
De Lima mengatakan, polisi kemungkinan juga telah membunuh orang yang belum tentu bersalah dalam hal narkoba. Semua dilakukan dengan dalih pemberantasan peredaran obat terlarang.
Sejak dipastikan bakal memegang kursi kepresidenan para 30 Juni silam, Duterte langsung mengeluarkan jaminan bahwa anggota polisi dan militer tak akan dikenai sanksi dalam pembunuhan pelaku kriminal narkoba.
Baca: Dikritik soal Hukuman Mati, Duterte Sebut Aktivis HAM Orang Bodoh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.