Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergumulan Suku Aborigin Tinggalkan Rokok dan Alkohol

Kompas.com - 27/07/2016, 22:49 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Ya, kecanduan para warga Yolngu, lanjut Donald, tak hanya pada alkohol, tetapi juga pada rokok dan judi. Perempuan biasa menghabiskan uang di mesin judi atau poker machine.

Edukasi tidak merokok

Pemandangan orang-orang dalam satu keluarga yang punya kebiasaan merokok dengan mudah bisa ditemui di kalangan suku Aborigin. Bahkan, hingga di lingkungan klinik.

Dua perempuan berdiri di depan Yirrkala Clinic yang dikelola oleh Miwatj Health Aboriginal Corporation. Di bawah pohon, perempuan yang lebih tua tengah merokok, sedangkan yang perempuan yang lebih muda menggendong seorang bayi.

Selang beberapa waktu, mereka bergantian menggendong bayi dan perempuan yang lebih muda lalu mulai menghisap rokoknya.

Rokok habis, bayi Malisha beserta nenek dan ibunya, Trish Maymuru, duduk di ruang tunggu untuk menunggu giliran diperiksa. Dia anteng di pangkuan neneknya. Matanya terpaku pada mainan edukasi alur kawat berwarna-warni yang ada di atas meja tamu di tengah ruang tunggu.

Tubuh mungilnya yang gempal lalu berpindah ke pelukan ibunya untuk menyusu. Menyusu usai, dia kembali berpindah ke dalam pelukan hangat sang nenek.

Saat dipanggil masuk ke dalam ruang periksa, Malisha yang digendong neneknya masuk bersama ibunya. Kepada Cynthia, sang nenek bercerita bahwa cucunya yang berusia 5 bulan itu agak sesak ketika bernafas.

Cynthia mendengarkan dengan seksama lalu memeriksa dada dan punggung bayi Malisha dengan stetoskop, lalu memeriksa mata dan lubang telinganya. Sang bayi sedang terlelap nyenyak di pangkuan Trish.

Dari observasinya, Cynthia berkesimpulan bahwa bayi Malisha mengalami flu. Sesak saat bernafas disebabkan oleh lendir yang mengering di hidungnya.

Dia lalu memberikan obat tetes ke dalam hidung bayi Malisha dan mengajari nenek dan ibunya untuk melakukan hal serupa di rumah selama beberapa hari ke depan. Sambil menasihati keduanya untuk tidak merokok, setidaknya saat berada di dekat sang bayi.

“Satu lagi, jangan dulu merokok di dekatnya. Nanti bisa makin buruk sakitnya,” kata Chyntia sambil bergantian menatap lekat-lekat mata Trish dan ibunya.

 Diperkenalkan oleh pelaut Makassar

Kisah manis hubungan dagang dan persahabatan suku Yolngu dan para pelaut dari Makassar pada akhir abad 17 ternyata juga membawa persoalan hingga saat ini.

Ngarali adalah kata dalam bahasa Yolngu yang berarti tembakau atau rokok. Kata ini diserap dari bahasa ibu para pelaut Makassar. Tembakau diperkenalkan pertama kali oleh para pelaut dari Makassar ini kepada suku Yolngu sebagai salah satu barang barter ketika mereka membeli teripang dari penduduk asli Aborigin di Arnhem Land ini.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com