Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Sebut Nama Orang Aborigin yang Baru Meninggal Selama Setahun

Kompas.com - 26/07/2016, 14:49 WIB
Caroline Damanik

Penulis

GARMA, KOMPAS.com  - Pagi menjelang siang, lapangan luas di kawasan Gulkula, sekitar 40 kilometer dari Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Arnhem Land, Northern Territory, Australia, sudah dipenuhi mobil yang terparkir.

Sejumlah tamu kulit putih berpakaian hitam tampak turun dari mobil lalu melangkah menuju Garrtjambal Auditorium yang ada di dalam kawasan budaya suku Yolngu, penduduk Aborigin di Arnhem Land, itu.

Tak jauh dari lapangan tersebut, sejumlah warga Aborigin duduk-duduk berkelompok. Namun, hampir semua dari mereka, baik orangtua maupun anak-anak, mengenakan kaus berwarna kuning. Mereka masih menunggu dimulainya upacara peringatan Ms D Gurruwiwi siang itu.

Setelah berjalan sekitar 300 meter melewati jalan setapak di kawasan budaya yang ditumbuhi banyak pohon ini, kerumunan orang sudah memenuhi Garrtjambal Auditorium yang terbuka tanpa dinding di sisi kiri dan kanannya.

Hampir semua kursi di aula itu sudah diduduki, baik oleh warga Aborigin maupun para undangan. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari keluarga besar, sahabat dan teman sejawat dari Ms Gurruwiwi, para peneliti dari universitas, hingga anak-anak sekolah.

Musik akustik yang sendu mengalun dari pengeras suara berlomba dengan suara para panitia penyelenggaraan upacara peringatan ini, terkadang hanya instrumen, kadang diikuti suara orang yang bernyanyi.

Di bagian belakang panggung ada empat dispenser plastik  berukuran besar untuk para tamu. Karena suhu terik siang itu, orang-orang kerap mondar-mandir mengambil air minum. Hampir setiap 20 menit sekali, dispenser itu diisi ulang dengan air bersih yang dibawa dengan ember.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Keluarga besar yang berduka dalam upacara peringatan untuk mengenang Ms D Gurruwiwi, salah satu tokoh perempuan senior dari suku Yolngu, Aborigin, yang telah meninggal dunia di kawasan Gulkula, sekitar 40 kilometer dari Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Arnhem Land, Northern Territory, Australia.
Di sisi kiri panggung, berkumpul keluarga besar Ms Gurruwiwi. Mayoritas anggota keluarga inti mengenakan atasan berwarna putih.

Keluarga besar dan teman sejawat, termasuk para tamu kulit putih yang duduk di barisan depan, mengenakan kaus berwarna kuning yang sama dengan yang dikenakan orang-orang Aborigin di dekat lapangan. Bagian belakang kaus itu bertuliskan “The Rock that stands against time”.

Para perempuan Aborigin yang mengenakan kaus kuning mengenakan bawahan warna-warni, sedangkan para pria mengenakan celana panjang biasa.

Acara pun dimulai. Satu per satu orang naik ke panggung untuk menyampaikan kesan terhadap Ms D Gurruwiwi. Tak hanya itu, ada sejumlah persembahan tarian dari anggota keluarga perempuan

***

Tak ada satu pun simbol yang dipajang di sekitar lokasi untuk menunjukkan bahwa ini adalah upacara peringatan terhadap sosok Ms Gurruwiwi yang meninggal dunia pada akhir Maret 2016. Tak ada nama yang terpajang, apalagi foto perempuan kelahiran tahun 1955 tersebut.

Di atas panggung hanya ada podium, alat musik, pengeras suara dan papan yang dibentuk menyerupai batu. Tak ada backdrop, spanduk atau atribut apa pun. Keterangan tertulis satu-satunya tentang acara ini adalah kertas fotokopi yang dibagikan.

Program for The Memorial Service for The Late Ms D Gurruwiwi” demikian tertulis di bagian atas kertas tersebut. Tulisan itu diikuti dengan nama-nama pemimpin acara serta rundown acara dan orang-orang yang mengambil bagian untuk mengisi acara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com