Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Hyena", Para Pria yang Dibayar untuk Berhubungan Seks dengan Anak-anak

Kompas.com - 24/07/2016, 12:26 WIB

Saat pembicaraan berlanjut dan Aniva tak melihat kisahnya membuat kagum, dia berhenti menyombongkan diri dan mengaku sudah mengurangi "pembersihan" dibanding sebelumnya.

“Saya kadang-kadang masih melakukan ritual,” dia mengaku. Kemudian dia berkata, “Saya berhenti sekarang.”

Semua yang terlibat di ritual ini sadar bahwa adat ini dikutuk pihak luar, bukan saja gereja, tetapi juga oleh LSM dan pemerintah.

Pemerintah Malawi bahkan telah meluncurkan kampanye menentang tradisi yang disebut sebagai "praktik-praktik budaya yang berbahaya”.

"Kami tidak akan mengutuk orang-orangnya," kata Dr May Shaba, sekretaris Kementerian Gender dan Kesejahteraaan. "Namun, kami akan memberikan mereka informasi yang mereka butuhkan untuk mengubah ritual mereka.”

Pra orangtua yang lebih berpendidikan mungkin sudah memilih untuk tidak mempekerjakan seorang hyena. Namun, para perempuan tetua adat tetap menentang ditinggalkannya tradisi ini.

"Tidak ada yang salah dengan budaya kami," Chrissie berkata.

"Jika Anda melihat masyarakat saat ini, Anda melihat anak-anak gadis tidak bertanggung jawab, jadi kami harus melatih anak-anak gadis kami kelakuan yang baik di kampung sehingga mereka tidak melenceng, menjadi istri yang baik sehingga suaminya puas. Dengan demikian, tidak ada hal buruk yang terjadi ke keluarga mereka,“ kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com