Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Senjata Ilegal Menjadi Ancaman Serius di Jerman

Kompas.com - 24/07/2016, 07:20 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman adalah negara dengan undang-undang kepemilikan senjata api paling ketat di dunia. Nyatanya, negeri itu tetap tak bisa mencegah terjadinya insiden penembakan di Munich yang menewaskan 9 orang.

Kepolisian Jerman mengatakan, pelaku penembakan kemungkinan besar memperoleh senjatanya secara ilegal dan tak memiliki izin.

Fakta ini sungguh meresahkan Jerman yang telah menghabiskan banyak upaya untuk menciptakan payung hukum demi mencegah terjadi insiden penembakan semaca ini.

"Jerman memiliki sebuah sistem perizinan kepemilikan senjata api yang sangat bagus, tapi senjata ilegal menjadi masalah utama," kata Nils Duquet, pakar persenjataan dari Institut Perdamaian Flemish Belgia.

Menurut Duquet masih terdapat jutaan pucuk senjata api ilegal di Eropa tetapi sangat sulit untuk melacak jumlah pasti senjata-senjata ilegal itu.

Menyusul dua kasus penembakan di sekolah pada 2002 dan 2009, politisi Jerman menerbitkan undang-undang baru yang membuat seseorang lebih sulit untuk memiliki senjata api.

Seseorang berusia kurang dari 25 tahun harus lulus tes psikologi sebelum bisa membeli senjata api di Jerman. Saat itu, langkah tersebut sukses menurunkan angka kasus penembakan.

Seharusnya, persyaratan ini bisa menghentikan niat remaja 18 tahun yang menjadi pelaku penyerangan Munich mendapatkan senjata secara legal.

Sebagian besar aksi penembakan di Eropa yang tak terkait denan organisasi ekstremis internasional, selalu dilakukan dengan menggunakan senjata api ilegal.

"Fakta bahwa dia menggunakan senjata ilegal tak menutup kemungkinan dia pernah mencoba mendapatkan senjata secara legal," ujar Duquet.

"Jika Anda ingin membeli senjata ilegal di Eropa, hal terpenting adalah memiliki jaringan yang tepat. Untuk senapan serbu, Anda harus memiliki koneksi kelompok kriminal yang tepat," tambah dia.

Duquet melanjutkan, tedapat banyak "titik panas" di Eropa yang bisa dicoba jika seseorang menginginkan senjata ilegal. "Dan itulah yang mengkhawatirkan."

Kemungkinan besar pelaku penembakan Munich mendapatkan pistol yang digunakannya secara ilegal menumbuhkan keprihatinan terkait penjualan senjata api ilegal di Jerman dan Eropa.

Dari beberapa faktir, kawasan tak berbatas dalam Schengen Area dan begitu dekatnya Eropa dengan zona konflik menjadi faktor penentu mudahnya memperoleh senjata ilegal di Benua Biru.

Bepergian di dalam kawasan Schengen tidak perlu lagi menunjukkan dokumen tertentu atau melintasi pos perbatasan seperti di masa lalu.

Sebagian besar senjata yang digunakan dalam berbagai aksi teror di Eropa, khususnya di kawasan Schengen, berasal dari Eropa Timur.

Eropa Timur, khususnya kawasan Balkan, menjadi sumber senjata-senjata ilegal semacam ini.

Jutaan pucuk senjata sisa perang saudara diyakini masih beredar. Meski berusia tua, senjata-senjata dari Balkan diselundupkan dan kemudian dijual di Eropa Barat.

Buktinya, beberapa senjata yang digunakan dalam serangan ke kantor majalah Charlie Hebdo di Paris pada Januari 2015 dibeli secara ilegal di Slovakia. Demikian dikabarkan harian The Guardian dan Wall Street Journal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com