Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Xi Desak Muslim China Lawan Ïnfiltrasi

Kompas.com - 22/07/2016, 21:29 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com--Muslim China hendaknya menciptakan ketertiban sosial dan melawan segala aksi "infiltrasi" berkedok agama, kata Presiden Xi Jinping saat mengunjungi masjid di bagian barat negeri yang penduduknya didominasi muslim, seperti dikutip media pemerintah, Kamis.

Ada sekitar 21 juta muslim di China, mulai dari suku Uighur di Xinjiang, wilayah barat jauh yang menghadapi beberapa kasus kekerasan, sampai suku Hui, banyak dari mereka dipengaruhi etnis China (Sinifikasi), dan kelompok etnis lainnya.

Undang-Undang China menjamin kebebasan beragama, tetapi kelompok pegiat hak mengatakan, pejabat ateis Partai Komunis kerap membatasi praktik ibadah, khususnya bagi umat muslim.

Meski demikian, China menyangkal tuduhan tersebut.

Xi mengatakan, ibadah yang dilakukan muslim China mesti dilihat sebagai kesatuan masyarakat, dan "upaya meneruskan tradisi patriotik," kata koran pemerintah, China Daily.

"Agama di negara ini, baik ajaran endemis ataupun kiriman dari luar telah tertanam dalam kehidupan masyarakat China yang umurnya lebih dari lima ribu tahun," kata Xi dalam kunjungannya ke sebuah masjid di ibukota Ningxia, Yinchuan.

"Mereka dapat terus tumbuh saat menanamkan pengaruhnya di sini."

Umat muslim, dengan demikian, mesti "menentang keras seluruh aktivitas penyusup berkedok agama," seraya mempromosikan ketertiban agama dan sosial, jelas Xi seperti dikutip kantor berita Xinhua tanpa memberi keterangan lebih lanjut.

Pemerintah China mengatakan, aktivitas pegaris keras tengah meningkat, khususnya di Xinjiang, tempat tewasnya ratusan orang akibat kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.

Beijing menyalahkan keterlibatan pegaris keras asing yang meningkatkan ketegangan di Xinjiang, seraya mengatakan, sejumlah pembelot hendak mendirikan negara independen bernama Turkistan Timur.

Akan tetapi banyak pegiat hak dan warga terasing meragukan keberadaan kelompok itu di Xinjiang, mengatakan, kerusuhan lebih disebabkan oleh kemarahan suku Uighur akibat kebijakan China yang cukup menekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com