Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan AS Akan Tetap Beroperasi di Laut China Selatan

Kompas.com - 20/07/2016, 20:01 WIB

BEIJING, KOMPAS.com – Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat, John Richardson, Rabu (20/7/2016), pasukan AS akan tetap beroperasi di Laut China Selatan (LCS) sesuai ketentuan hukum internasional.

Kantor berita Reuters, Rabu (20/7/2016), mengatakan, Richardson menyampaikan sikapnya tersebut ketika dia mengunjungi pangkalan Angkatan Laut China dan bertemu dengan Yuan Yubai, Komandan Armada Laut Utara China. 

Beijing tidak mau mengakui keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu. Putusan itu membatalkan klaim Beijing atas kepemilikan sebagian besar perairan LCS.

China tidak mengutus perwakilannya dalam sidang PCA di Den Haag, kasus yang diajukan Filipina pada 2013 bahwa China telah melanggar kedaulatannya di LCS.

Pemerintah China berulang kali menuding AS karena dianggap sebagai penyebab masalah di LCS, perairan strategis yang dilalui kapal niaga senilai total lima triliun dollar AS per tahun.

Telah terjadi tumpang tindih klaim teritori di LCS yang melibatkan China, Filipina, Brunei, Malaysia,  Taiwan, dan Vietnam. China membuat klaim paling besar di kawasan itu.

AS sempat cukup bebas berpatroli di sekitar pulau yang dikuasai China, hingga membuat Beijing marah. Penyebabnya, China telah meningkatkan pertahanan militernya di sana.

Dalam pertemuan dengan Yuan Yubai, Richardson "menekankan pentingnya operasi militer yang aman dan sesuai aturan di LCSdan di wilayah operasi profesional angkatan laut lai."

Tetap berlayar dan terbang

Richardson menegaskan, militer AS akan tetap berlayar, terbang, dan beroperasi di wilayah manapun sesuai ketentuan hukum internasional.

"AL AS akan terus menggelar operasi rutin sesuai hukum di seluruh dunia, termasuk di LCS demi melindungi hak, kebebasan, dan menjamin penggunaan taat hukum untuk akses perairan dan udara bagi semua pihak,” katanya.

AFP/Getty Kapal perusak USS WIllian P Lawrence yang berlayar tak jauh dari sebuah karang di gugusan kepulauan Spratly, Laut China Selatan yang dikuasai China.

Operasi seperti menurut Richardson, tidak akan berubah. Richardson mendukung penguatan hubungan AL antarkedua kedua negara itu.

"Namun, saya akan terus menilai dukungan terhadap hubungan yang profesional dan aman di perairan itu," tambah Richardson.

Dia melanjutkan, "Dalam konteks ini, kita harus melihat tindakan yang diperbuat, bukan sekadar kata yang diucap." 

AS memprotes manuver "tak aman" pesawat dan kapal China saat membuntuti pesawat, juga kapal AS, khususnya saat melintasi wilayah LCS.

Berbicara di Sydney, Wakil Presiden AS Joe Bidden meyakinkan sekutu utamanya, Australia.

Menurut Biden, AS tak akan membubarkan poros Washington di kawasan Asia-Pasifik, terlepas dengan siapa pun terpilih dalam pemilihan presiden pada November mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com