Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fethullah Gulen Desak AS Abaikan Permohonan Ekstradisi dari Turki

Kompas.com - 20/07/2016, 09:43 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ulama asal Turki yang mengasingkan diri di AS, Fethullah Gulen, Selasa (19/7/2016), mendesak Washington agar mendesak upaya Turki meminta AS mengekstradisi dia ke negara asalnya.

Gulen juga kembali menegaskan dia tak terlibat dalam upaya kudeta militer dan menyebut tuduhan kepada dirianya mengada-ada.

"Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari ini (Selasa) sekali lagi menunjukkan dia akan menggunakan cara apapun untuk mengukuhkan kekuasaannya dan membungkam pengkritiknya," ujar Gulen dalam sebuah pernyataan.

"Saya mendesak pemerintah AS agar menolak segala upaya untuk menyalahgunakan proses ekstradisi sebagai alat untuk melaksanakan dendam politik," tambah Gulen.

Lebih jauh, Gulen yang sudah mengasingkan diri di AS sejak 1999, membatah keterlibatannya dalam kudeta militer yang gagal itu.

"Tuduhan itu mengada-ada, tak bertanggung jawab dan salah dengan mengaitkan saya dengan kudeta yang gagal itu," tambah Gulen.

Fethullah Gulen adalah pemimpin spiritual gerakan Hizmet yang mempromosikan Islam moderat ke berbagai negara dunia. Namun, pemerintah Turki menyebut gerakan ini sebagai sebuah organisasi teroris.

PM Turki Binali Yildirim mengatakan, pemerintahannya sudah mengirim empat dokumen ke Amerika Serikat sebagai cara untuk mengupayakan ekstradisi Gulen ke Ankara.

Masalah ekstradisi ini sudah dibahas Presiden Erdogan dan Presiden AS Barack Obama lewat pembicaraan telepon, dan Obama berjanji akan membantu Turki melakukan investigasi terkait kudeta tersebut.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, dokumen yang dikirim Turki itu kini tengah dipelajari atas dasar perjanjian ekstradisi kedua negara yang sudah berusia 30 tahun.

Meski demikian, Earnest menegaskan, Gulen juga memiliki sejumlah hak yang dilindungi undang-undang Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com