Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fethullah Gulen, Bekas Sekutu yang Menjadi Musuh Erdogan

Kompas.com - 19/07/2016, 11:59 WIB

Siapa Fethullah Gulen?

Gulen lahir di desa Korucuk, dekat kota Erzurum pada 27 April 1941. Ayahnya, Ramiz Gulen adalah seorang ulama di desanya.

Sementara sang ibu, adalah guru Al Quran yang tetap mengajarkan ilmu agama meski pemerintah Turki melarang pengajaran agama semacam itu.

Gulen memulai pendidikan dasar di desa kelahirannya itu tetapi tak melanjutkans ekolah setelah keluarganya pindah ke tempat lain.

Dia kemudian mengecam pendidikan Islam di sejumlah madrasah di Erzurum dan memberikan khotbah pertamanya saat baru berusia 14 tahun.

Gulen, banyak disebut terpengaruh dengan ide-ide Said Nursi, seorah ahli agama berdarah Kurdi yang menulis Risale I-Nur sebuah tafsir Al Quran setelal 6.000 halaman yang ditulis antara 1910-1950.

Inti dari buku ini adalah Said Nursi yakin bahwa ilmu pengetahuan dan logika adalah jalan yang harus dijalani di masa depan.

Dia juga mengusulkan pengajaran agama di sekolah-sekolah sekuler dan pelajaran sains di sekolah-sekolah keagamaan.

Ajaran Said Nursi inilah yang menjadi inspirasi gerakan iman yang memainkan peranan penting dalam kebangkitan Islam di Turki.

Hakan Yavuz, pakar Islam dri Universitas Utah, AS mengatakan, Gulen dalam pemikirannya adalah seorang nasionalis Turki.

Gulen, menurut Yavuz, mengkritik transformasi Turki atau komunitas Muslim lainnya di bawah tokoh-tokoh semacam Kemal Ataturk atau Reza Shah Pahlevi di Iran.

Namun, di sisi lain, Gulen juga konsisten menolak fundamentalisme Islam seperti yang dipraktikkan Taliban atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sementara itu, Profesor Sayyid Abd al-Bari dari Universitas Al Azhar, Kairo dalam wawancara dengan harian Zaman akhir tahun lalu, menganggap Gulen adalah sosok ulama yang lewat ajarannya yang damai, dia berusaha maksimal menghormati kemanusiaan.

Gulen juga berulang kali menyatakan bahwa dia sangat mempercayai ilmu pengetahuan, dialog antaragama dan demokrasi multi-partai.

"Belajar fisika, matematika dan kimia sama dengan menyembah Tuhan," ujar Gulen berulang kali dalam berbagai dakwahnya.

Dia juga melakukan berbagai inisiatif dialog antaragama misalnya dengan Vatikan, gereja Ortodoks dan dengan beberapa organisasi Yahudi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com