Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Orang Ditangkap Terkait Serangan Truk Maut di Nice

Kompas.com - 16/07/2016, 19:53 WIB

NICE, KOMPAS.com – Empat orang telah ditahan karena diduga terkait dengan tersangka pelaku penyerangan di Nice, Perancis, yang telah menewaskan 84 orang.

Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, tiga orang ditahan pada Sabtu (16/7/2016) dan seorang lagi telah ditahan sejak Jumat (15/7/2016)/

Serangan teror dengan menggunakan truk lori sebagai senjata telah dilakukan oleh seorang imigran Tunisia, Mohamed Lahouaiej Bouhlel (31), yang juga telah menjadi warga Perancis.

Akibat serangan truk mau yang dikemudian Bouhlel, 84 orang tewas, 202 orang terluka termasuk 52 orang dalam keadaan kritis.

Tabrakan yang mengakibatkan puluhan tewas dilakukan Bouhlel terhadap kerumunan warga yang tengah menyaksikan kembang api dalam rangka peringatan Bastille Day, Kamis (14/7/2016) malam.

Ayah satu anak tersebut akhirnya tewas ditembak oleh polisi yang bermaksud untuk menghentikan pergerakan truk lorinya.

Kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan salah seorang militannya.

Presiden Perancis Francois Hollande, yang menduing serangan di Nice sebagai akibat tindakan teroris, telah memutuskan untuk memperpanjang status darurat selama tiga bulan.

Perancis sebenarnya akan segera mengakhiri status daruratnya pada 20 Juli ini menyusul serangan 13 November 2015 di Paris, yang menewaskan 130 orang dan melukai ratusan lainnya.

Namun, akibat serangan terbaru di Nice, Hollande memperpanjang lagi hingga tiga bulan ke depan.

Atas dasar itu, Hollande pun memutuskan untuk mengerahkan 10.000 tentara lagi untuk membantu aparat keamanan non-militer di perbatasan Perancis.

Bouhlel adalah seorang pengemudi dan kurir barang. Dia memiliki satu anak, tetapi beberapa media lagi menyebutkan tiga anak,  dan sudah bercerai dari istrinya.

Bouhlel “sama sekali tidak dikenali badan intelijen…dan tidak pernah ada tanda-tanda radikalisasi,” kata Jaksa Agung Perancis, Francois Molin.

Aparat keamanan Tunisia mengatakan Bouhlel berasal dari Msaken atau Masakin, Tunisia. Selain memegang status warga negara asalnya, dia juga tercatat sebagai warga Perancis.

Pria imigran itu kerap mengunjungi Tunisia, terakhir kalinya delapan bulan lalu, seperti dilaporkan BBC Indonesia.

Menurut Menteri Kehakiman Perancis, Jean-Jacques Urvoas, Bouhlel pernah diberikan hukuman awal tahun ini karena terlibat pertengkaran dengan sesama sopir.

Hanya itu pelanggaran Bouhlel sebelum ia akhirnya melakukan serangan teror dengan menggunakan truk di Nice, Kamis (14/7/2016) pukul 23.00 waktu setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com