Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaisar Akihito Dikabarkan Berniat Turun Takhta

Kompas.com - 14/07/2016, 09:41 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Kaisar Jepang Akihito, yang selama menduduki takhta mencoba mengobati luka Jepang akibat Perang Dunia II, berencana lengser dalam beberapa tahun ke depan. Demikian dilaporkan NHK.

Kaisar berusia 82 tahun itu, yang pernah menjalani pembedahan jantung dan perawatan kanker prostat, menyatakan niatnya itu kepada Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

NHK tidak menyebut alasan rencana itu dan para petinggi pengurus rumah tangga kekaisaran belum dapat dihubungi terkait hal ini.

Sementara itu, kantor berita Kyodo, mengutip sejumlah sumber pemerintahan, mengatakan, niat mundur dari takhta sudah disampaikan Akihito dalam setahun terakhir.

Namun, dalam pemberitaan lain, yang mengutip pernyataan seorang pejabat senior rumah tangga kekaisaran, Kyodo mengabarkan, kabar tersebut sudah dibantah.

Selama ini, Akihito memang diketahui sudah banyak mengurangi kegiatan kenegaraannya dan sudah melimpahkan sebagian tanggung jawabnya kepada putra mahkota, Pangeran Naruhito (56).

Lahir pada 1933, Akihito adalah pewaris takhta Kaisar Hirohito, yang memimpin Jepang pada masa Perang Dunia II.

Akihito, yang bersuara lembut itu, menandai perayaan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II tahun lalu dengan menyampaikan "penyesalan terdalam".

Hal ini dilihat sebagian kalangan sebagai sebuah upaya untuk mengukuhkan warisan pasifisma di bawah tekanan para politisi nasionalis dan konservatif.

"Melihat ke masa lalu, kita bersama menyesali terjadinya perang. Saya berdoa agar tragedi perang ini tak terulang dan bersama-sama dengan rakyat saya menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang tewas di medan perang dan akibat kekejaman perang," kata Akihito saat itu.

"Jika ayah Akihito adalah sosok kontroversial, maka Akihito adalah kaisar pertama pada masa sesudah perang yang menerima konstitusi (pasifis) dan menjadi simbol pemersatu bangsa," kata Koichi Nakano, profesor ilmu politik di Universitas Sophia, Tokyo.

"Dia sangat peduli dengan berbagai isu terkait perang dan rekonsiliasi (dengan negara-negara Asia). Pangeran Naruhito sudah memastikan dia akan melanjutkan kebijakan ayahnya," tambah Nakano.

Akihito mencoba memperbarui hubungan Jepang dengan dunia internasional lewat berbagai kunjungan kenegaraan. Pada 1992, Akihito menjadi kaisar Jepang pertama yang mengunjungi China, yang memiliki kenangan pahit agresi Jepang pada masa lalu.

Sementara itu, jika pengunduran diri Akihito terlaksana maka dia menjadi Kaisar Jepang pertama yang melakukannya setelah Kaisar Kokaku pada 1817.

Miiko Kodama, profesor emeritus di Universitas Musashi, mengatakan, Undang-undang Rumah Tangga Kekaisaran harus diamandemen terlebih dahulu untuk memungkinkan Akihito mengundurkan diri.

Proses amandemen ini, lanjut Kodama, dipastikan akan berlangsung lama karena bakal memicu debat panjang di parlemen.

Akihito juga dikenal sebagai anggota keluarga kerajaan pertama yang menikahi rakyat biasa. Istrinya adalah Michiko Shoda, putri seorang pengusaha.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com