Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2016, 11:27 WIB
EditorPascal S Bin Saju

SRINAGAR, KOMPAS.com – Ribuan pemuda di Kashmir, India, tidak menghiraukan jam malam dan turun ke jalan-jalan kota untuk memprotes pembunuhan seorang pemimpin separatis lokal.

Korban tewas dalam kerusuhan yang terjadi belakangan ini meningkat menjadi lebih dari 30 orang, dalam tiga hari hingga Senin (11/7/2016) seperti dilaporkan BBC News.

Sejumlah rumah sakit kewalahan oleh ratusan korban luka-luka dalam bentrokan antarapara demonstran dengan pasukan keamanan.

Tentara dan polisi melepaskan tembakan dan melemparkan gas air mata untuk mengendalikan massa.

Korban luka-luka termasuk banyak polisi yang dilempari batu oleh para demonstran, seperti dilaporkan Voice of America.

Meskipun massa jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa pada akhir pekan, dan sebagian besar ibukota Srinagar tampak sepi hari Senin (11/7), tetapi ketegangan masih tinggi.

Pergolakan sipil yang paling serius di wilayah Himalaya sejak tahun 2010 terjadi di Srinagar, Kashmir wilayah India, ketika protes luas di jalan-jalan menewaskan puluhan orang.

Ketegangan terbaru ini  dipicu oleh pembunuhan Burhan Wani (22),  dalam tembak-menembak dengan pasukan keamanan, Jumat (8/7/2016).

Pemimpin muda dari kelompok militan terbesar di kawasan itu, Hizbul Mujahidin, telah menjadi panutan bagi banyak pemuda setempat.

Ada kekhawatiran Wani bisa menjadi kekuatan pemersatu dan menarik lebih banyak anak-anak muda di wilayah yang bergolak itu ke arah militansi.

Kekerasan terbaru lagi-lagi mengungkapkan bahwa suasana yang tampak tenang selama lebih dari satu dekade di lembah Kashmir itu ternyata masih tetap rapuh.

Polisi telah mengerahkan 800 personilnya ke lembah Kashmir.  Selain telah menewaskan lebih dari 30 orang, dalam kekerasan tiga hari hingga Senin, lebih dari 200 orang terluka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com