Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Global Witness: Kerajaan Bisnis Hun Sen dan Keluarga Menggurita

Kompas.com - 07/07/2016, 15:39 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan keluarganya telah membangun kerajaan bisnis yang menggurita dengan nilai jutaan dollar Amerika Serikat di berbagai sektor strategis di negara miskin itu.

Kantor berita Agence France-Presse, Kamis (7/7/2016), melaporkan, kerajaan bisnis Hun Sen itu sangat menguntungkan keluarganya.

PM Hun Sen, mantan komandan Khmer Merah yang membelot dari rezim berdarah, telah mendominasi panggung politik Kamboja selama 31 tahun, yakni duduk di kursi PM sejak Januari 1985.

Pemerintahannya dirusak oleh dugaan kasus korupsi, kecurangan pemilu, dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang kian merajalela.

Laporan kantor berita Perancis itu mengutip Global Witness, lembaga pemantau yang berbasis di London, Inggris.

Selama lebih dari tiga dekade berkuasa, Hun Sen, yang oleh media Barat disebut “PM yang cerdik”, juga menggunakan posisinya untuk mengendalikan ekonomi negara untuk keluarganya.

Global Witness mengutip data dari Kementerian Perdagangan Kamboja. Dikatakan, Hun Sen dan kroninya meraup lebih dari 200 juta dollar AS atau Rp 2,4 triliun laba dari 114 perusahaan swasta.

Perusahaan keluarga menggurita di sektor perdagangan, keuangan, energi, dan industri media, dengan jaringan bisnis untuk merek global terdepan.

"Di balik layar dari pemerintahan diktator Hun Sen, keluarganya mengumpulkan kekayaan pribadi yang luas," kata pengawas Global Witness.

Lembaga pengawas itu menggambarkan "jaringan besar rahasia membangun kesepakatan, korupsi, dan kronisme, membantu menjadi benteng politik yang aman bagi perdana menteri".

Putri sulung Hun Sen, Hun Mana, adalah ratu media. Dia memiliki portofolio terbesar di dalam keluarga dengan keuntungan yang diperoleh dari 22 perusahaan.

Dari lebih dari 20 perusahaan tersebut, Hun Mana tercatat menjabat sebagai presiden atau direktur di 18 perusahaan.

Juru bicara pemerintah Kamboja, Phay Siphan, membantah laporan tersebut sebagai upaya untuk mendiskreditkan PM Hun Sen.

“Laporan itu bermaksud untuk memecah belah rasa menghormati rakyat Kamboja terhadap PM," kata Phay Siphan. "Kami tidak menaruh perhatian terhadap laporan itu," tambahnya.

Pendiri Global Witness, Patrick Alley, menggambarkan, Hun Sen memiliki kendali ekonomi yang sangat kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com