Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump Puji Saddam Hussein sebagai Pembasmi Teroris

Kompas.com - 06/07/2016, 17:41 WIB

CHARLOTTE, KOMPAS.com - Bakal calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump memuji mendiang diktator Irak Saddam Hussein karena telah membunuh para "teroris".

"Amerika Serikat tak seharusnya mendestabilisasi Irak yang kini menjadi basis ISIS, 13 tahun setelah invasi AS," kata Trump yang justru pernah mendukung invasi AS ke Irak.

"Dia (Saddam) memang orang kejam. Dia sangat kejam. Tapi Anda tahu apa hal baik yang sudah dilakukannya? Dia membunuh teroris dan dia melakukannya dengan sangat hebat," tambah Trump di hadapan pendukungnya.

"Mereka (Irak) tidak membacakan hak untuk para teroris, Irak tidak banyak bicara. Mereka teroris, titik. Kini Irak menjadi Harvard untuk terorisme," lanjut pengusaha asal New York itu.

Aksi Trump yang memuji Saddam Hussein itu langsung menjadi sasaran tembak kubu Hillary Clinton yang menyebut Saddam digantung pada 2006 karena memerintahkan pembunuhan 150 orang Syiah dua dekade sebelumnya.

"Malam ini, Trump kembali memuji Saddam Hussein sebagai pembasmi teroris terbaik karena tak pernah membacakan hak-hak bagi para tersangka teroris itu," kata penasihat kebijakan Hillary Clinton, Jake Sullivan.

"Dalam kenyataannya, rezim Saddam Hussein adalah sponsor terorisme dunia," tambah Sullivan.

Sullivan menambahkan, pujian Trump tehadap diktator Irak itu dan pelajaran yang diambil dari sejarah Irak justru menunjukkan sosok asli Donald Trump.

"Hal ini, sekali lagi, menunjukkan betapa berbahayanya Trump jika menjadi panglima tertinggi dan betapa tak berharganya dia untuk jabatan yang diincarnya," ujar Sullivan.

Sementara itu, juru bicara parlemen AS yang juga politisi Partai Republik, Paul Ryan, juga tak mendukung pernyataan Donald Trump itu.

"Saddam adalah satu dari beberapa orang terkejam di abad ke-20. Dia ada di dalam daftar itu dan dia melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri dengan menggunakan senjata kimia. Saddam Hussein adalah orang jahat," ujar Ryan kepada Fox News.

Tahun lalu, Trump pernah berkata bahwa dunia akan 100 persen lebih baik jika Saddam Hussein dan Moammar Khadaffy masih berkuasa.

Trump bahkan berkata, setelah kematian Khadaffy, pelanggaran HAM di Libya masih sama tingginya semasa kekuasaan sang diktator.

"Coba lihat Libya. Lihatlah Irak. Di Irak dulu tak ada teroris. Saddam akan langsung membunuh para teroris," kata Trump saat itu.

"Jika Anda menyaksikan Irak beberapa tahun lalu, saya tak ingin katakan Saddam adalah orang baik, dia adalah orang yang sangat kejam, tetapi kondisi Irak lebih bagus ketimbang saat ini," tambah Sullivan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com