Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Perang, Duterte Buka Diri untuk Dialog dengan China soal Laut China Selatan

Kompas.com - 05/07/2016, 19:00 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Selasa (5/7/2016), mengajak Pemerintah China untuk menggelar pembicaraan damai terkait sengketa wilayah laut di antara kedua negara.

Ajakan ini disampaikan Duterte seminggu sebelum Pengadilan Internasional mengeluarkan putusan atas sengkata ini.

Duterte yang baru dilantik menjadi Presiden pekan lalu, mengaku optimistis bahwa Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mendukung Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda, akan memberikan dukungan kepada Filipina.

"Jika memang kemungkinan untuk bicara itu terbuka, mari kita bicara," kata Duterte di Manila, seperti dikutip dari AFP.

Pengadilan Internasional akan mengeluarkan putusannya pada 12 Juli mendatang, terkait sengketa wilayah Laut China Selatan. 

China mengakui pelebaran wilayah mereka, meski letaknya lebih dekat dengan pantai-pantai di Filipina dan negara-negara di asia tenggara lainnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Duterte mengaku ingin membangun persahabatan dengan China.

Sebelumnya, pendahulu Duterte, Benigno Aquino melontarkan kemarahan terhadap China dengan melakukan langkah hukum. 

Pemerintahan Aquino menyebut klaim China atas wilayah Laut China Selatan, dan langkah pembuatan pulau di kaawsan itu melanggar hukum internasional.

Aquino pun menolak melakukan pembicaraan damai dengan China. Hal ini merujuk kepada pernyataan China menyebut sengketa ini tak bisa dinegosiasikan. 

PIhak FIlipina kala itu pun khawatir pembicaraan damai justru akan merugikan mengingat keterbatasan sumber diplomasi negara itu dibandingkan China. 

Seorang kontras dengan sikap Aquino, Duterte sempat pula menyatakan bersedia berdialog dan bahkan bekerjasama untuk melakukan bagi hasil atas potensi sumber daya laut di sana. 

Di pihak seberang, Presiden China Xi Jinping mengaku negaranya tidak gentar dengan potensi masalah yang menghadang terkait dengan putusan pengadilan internasional atas sengketa ini.

Duterte mengaku sikapnya ini diambil untuk menghindari konflik berkepanjangan yang bisa berujung kepada peperangan. 

"Kami tidak menyiapkan diri untuk berperang, perang adalah kata yang kotor," kata Duterte. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com