CANBERRA, KOMPAS.com - Warga Australia diminta menunggu hingga akhir minggu depan untuk menentukan siapa yang berhak duduk dalam pemerintahan, setelah hasil pemilu yang nyaris imbang memunculkan kemungkinan terjadinya parlemen yang menggantung dengan pemerintah sebagai minoritas.
Keputusan Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk menyelenggarakan pemilu lebih awal sepertinya tidak cukup sukses bagi koalisi Partai Liberal yang dipimpinnya, karena perolehan kursi di parlemen tidak cukup banyak.
Hingga Minggu (3/7/2016), hampir 10 juta suara telah dihitung. Data menunjukkan ada 3,2 persen suara yang beralih dari koalisi Partai Liberal ke Partai Buruh dan ke kelompok independen.
Meski demikian, Turnbull masih berharap koalisi pemerintah akan menjadi lebih kuat. "Saya percaya bahwa koalisi pemerintah akan kembali menguat bila perhitungan suara selesai nanti," ujar Turnbull, Minggu (3/7/2016).
"Sementara perhitungan berlangsung, saya berjanji pada warga Australia untuk mengusahakan segala upaya agar permasalahan di parlemen bisa diselesaikan dengan baik," tambahnya.
Di Australia, koalisi partai memerlukan setidaknya 76 dari 150 kursi di parlemen agar bisa membentuk pemerintahan. Jika mereka memperoleh kurang dari 76 kursi, maka koalisi perlu bernegosiasi dengan kubu independen dan partai kecil untuk tetap berkuasa.
Saat ini koalisi Parta Liberal masih berpeluang untuk mengklaim setidaknya 65 kursi dari 90 sebelumnya. Masih ada enam kursi yang belum jelas posisinya dan kemungkinan kompromi dengan partai lain.
Dalam perkiraan yang dikeluarkan Minggu pagi, koalisi Partai Liberal diperkirakan bakal memperoleh 68 kursi di parlemen, sedangkan Partai Buruh mendapatkan 72 kursi. Sisanya kemungkinan diperoleh kelompok independen dan Partai Hijau.
Sementara itu, pemimpin oposisi Bill Shorten dari Partai Buruh belum memastikan bahwa mereka memenangkan pemilu, namun ia merayakan kembalinya koalisi partai setelah dalam pemilu sebelumnya mereka didepak dari pemerintahan.
"Yang saya yakini adalah, walau kita belum tahu siapa yang memenangkan pemilu, namun kita sudah tahu siapa yang kalah, yakni rencana Malcolm Turnbull untuk Australia," ujar Shorten.
Dengan hasil pemilu yang tipis, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi: Koalisi Turnbull menang dengan selisih sangat kecil, atau akan terjadi parlemen menggantung.
Agar tidak terjadi hal tersebut, Turnbull harus mendekat kubu independen dan partai-partai kecil supaya tetap berkuasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.