Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadiq Khan Tuntut Otonomi Lebih Luas, Bukan ‘London Merdeka’

Kompas.com - 28/06/2016, 21:05 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Pilihan rakyat Inggris untuk keluar dari blok Uni Eropa, atau yang dikenal dengan Britain Exit (Brexit) mulai berimbas pada sistem pemerintahan setelah sebelumnya memicu gejolak politik dan ekonomi.  

Wali kota London, Sadiq Khan, Selasa (28/6/2016), menuntut otonomi lebih luas bagi kota metropolis tersebut agar bisa cepat keluar dari ketidakpastian ekonomi akibat Brexit.

"Atas nama semua warga London, saya menuntut otonomi lebih luas untuk ibukota, sekarang," kata Khan, wali kota Muslim pertama di ibu kota negara salah satu negara besar di Barat itu.

Khan menyuarakan tuntutannya saat berpidato dalam sebuah pertemuan khusus dengan para pemimpin perusahaan atau pengusaha di London.

"London perlu bisa menentukan masa depannya sejak sekarang," kata Khan, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (28/6/2016), malam WIB.

Hasil referendum Uni Eropa pada Kamis (23/6/2016) menunjukkan, 51,9 persen rakyat Inggris memilih “leave” atau keluar dari blok UE. Sisanya memilih "remain".

Khusus di kota metropolis London, 75,3 persen warganya memilih “remain” atau mengharapkan Inggris tetap bersama dengan UE dan sisanya memilih "leave".

Reuters/Guardian Para pendukung Brexit di Sunderland bersorak setelah mengetahui Inggris dipastikan meninggalkan Uni Eropa.

Dua hari setelah hasi; referendum diumumkan, muncul desakan untuk London merdeka dari Inggris dan menyatakan agar kota itu untuk bergabung dengan UE.

Desakan itu disampaikan dalam sebuah petisi secara daring (online) yang hingga kini sudah lebih dari satu juta orang menandatangani petisi tersebut.

"London, yang memilih jalan yang berbeda dari seluruh Inggris, membutuhkan ruang lebih banyak untuk menentukan nasib sendiri," kata Khan.

"Kita perlu mengendalikan nasib kita sendiri," tambah wali kota keturunan imigran Pakistan itu.

"Kecepatan kita keluar dari UE sepertinya akan diputuskan di Brussels, Paris dan Berlin ketimbang di London," kata Khan, "Inggris harus tetap menjadi bagian dari pasar tunggal Eropa."

Sebelum referendum, Khan berkampanye agar rakyatnya memilih “remain” dan bukan “leave”. Dia, seperti halnya Perdana Menteri David Cameron, menghendaki Inggris tetap di blok UE.

Hasil referendum di seluruh Inggris tidak sesuai harapan Cameron. Namun, hasil referendum di Kota London sesuai harapan Khan. Namun, hasil secara nasional sangat tidak diharapkan keduanya.

Getty Images/R Stothard Kelompok pro Uni Eropa, Jumat (24/6/2016), kecewa atas hasil referendum Uni Eropa yang digelar hari sebelumnya, yang menunjukkan Inggris keluar dari blok tersebut (Brexit).

Khan mengatakan, ia tidak sependapat dengan tuntutan atau petisi yang menghendaki London merdeka. Namun, hanya ontonomi yang lebih luas agar bisa menentukan langkah sendiri.

"Otonomi Lebih untuk melindungi perekonomian London dari ketidakpastian yang bakal dihadapi ke depan depan," kata Khan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com