Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Rombak Kabinet untuk Perkuat Koalisi Jelang Pemilu Dini 2017

Kompas.com - 27/06/2016, 19:36 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak melakukan perombakan kabinetnya, Senin (27/6/2016)  dan menempatkan pendukung setia partai di posisi penting.

Hal itu dilakukan Najib sebagai upaya untuk memperkuat koalisi pemerintah di tengah menguatnya spekulasi tentang pemilu dini yang akan dilakukan pada awal tahun depan.

Politisi senior beretnis China dan pimpinan Partai Gerakan Rakyat Malaysia, Mah Siew Keong, diangkat sebagai menteri baru untuk memimpin Kementerian Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia (MPIC).

Noh Omar, pimpinan senior Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), dipilih sebagai Menteri Pembangunan Perkotaan, Perumahan, dan Pemerintahan Daerah.

Menteri Keuangan Kedua Malaysia Ahmad Husni Hanadzlah berhenti dari posisinya karena "alasan pribadi". Ia diganti oleh Johari Abdul Ghani.

Abdul Rahman Dahlan memimpin Unit Perencanaan Ekonomi pada Departemen yang berada langsung di bawah Perdana Menteri Malaysia.

Posisi Najib telah semakin menguat setelah kemenangan yang mulus dalam pemilihan sela belum lama ini.

Najib sendiri  dalam beberapa bulan sebelumnya diguncang skandal dugaan korupi, dan koalisi pendukungnya, Barisan Nasional.

Pembentukan susunan kabinet baru itu dilihat sebagai langkah untuk menggalang soliditas yang lebih kuat lagi.

"Langkah tersebut jelas akan memperkuat kinerja pemerintah, memastikan agenda pembangunan ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan untuk rakyat terus berjalan sesuai janji," kata Najib dalam konferensi pers.

Sumber di kalangan pemerintah mengatakan, kemenangan dalam pemungutan suara di Negara Bagian Sarawak pada Mei dan hasil positif dalam dua pemilihan sela di awal Juni merupakan momen yang diharapkan Najib sebelum menentukan waktu pelaksanaan pemilu.

Menurut sumber, pemilu diperkirakan akan dilakukan pada semester kedua tahun 2017.

Perombakan kabinet sebelumnya telah dilakukan pada Juli 2015. Najib kala itu mengganti para pimpinan yang mengkritisi cara dia menangani skandal lembaga keuangan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib, selaku Ketua Dewan Penasihat 1MDB, menghadapi tekanan publik setelah terungkapnya dana 681 juta dollar AS yang masuk rekening bank pribadinya. Najib menyangkal tuduhan itu.

Najib sempat dituntut untuk mengundurkan diri dalam satu tahun terakhir karena isu 1MDB tersebut. Perkara cuci uang itu saat ini tengah diselidiki di sekitar enam negara, termasuk AS, Swiss, dan Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com