Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HRW: Ratusan Warga Etiopia Dibunuh Pasukan Pemerintah

Kompas.com - 16/06/2016, 09:10 WIB

ADDIS ABABA, KOMPAS.com – Lebih dari 400 orang yang terlibat dalam aksi protes menentang pemerintah Ethiopia telah dibunuh.

Kelompok pegiat hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan hal itu apda Kamis (16/6/2016). Namun, pemerintah langsung menepis laporan tersebut.

“Puluhan ribu orang” juga telah ditangkap oleh pasukan keamanan dalam “aksi protes yang tersebar luas di wilayah Oromia sejak November 2015,” kata HRW yang berbasis di Amerika Serikat itu.

Protes itu dipicu oleh rencana pemerintah untuk memperluas wilayah kota dengan mencapolok sentra-sentra pertanian di sekitarnya.

Laporan HRW berjudul "Such a Brutal Crackdown”  dengan merujuk pada lebih dari 125 wawancara dengan para pemrotes dan mereka yang terjebak dalam kekerasan.

HRW berbicara tentang "penggunaan kekerasan yang berlebihan dan tidak perlu oleh pasukan pemerintah dan melakukan penangkapan massal, penganiayaan di dalam tahanan, dan pembatasan akses ke informasi untuk membendung  gelombang aski protes”.

Aksi demonstrasi luas terjadi karena dipicu oleh sebuah rencana besar pemerintah untuk memperluas batas-batas Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, dengan memasukkan Oromia di dalamnya.

Proyek perluasan kota itu telah dihentikan pada 12  Januari lalu, tetapi aksi protes terus berlangsung hingga beberapa pekan kemudian.

Juru bicara pemerintah, Getachew Reda, menyangkal laporan HRW. Dia mengatakan, kelompok tersebut berlebihan. "Pemerintah merasa menyesal bahwa ada warga yang tewas," katanya.

Reda mengatakan, Dewan HAM Ethiopia, sebuah organisasi non-pemerintah di negara itu telah melaporkan ada 103 orang tewas.

“Mengapa mereka tidak memasukkan nama-nama yang lain? Karena memang nama-nama itu tidak ada,” kata Reda mengisyaratkan bahwa laporan Dewan HAM itu lebih diterima.

Namun, HRW mengatakan, pihaknya mendapat data korban tambahan setelah bekerja sama dengan organisasi lain.

HRW telah “mengidentifikasi lebih dari 300 korban tewas lengkap dengan nama mereka, dan dalam beberapa kasus, didukung dengan foto”.

Beberapa warga yang ditangkap telah dilepaskan polisi. Namun, mereka mengalami kekerasan fisik, penyiksaan, dan pelecehan di dalam tahanan. Sejumlah perempuan diperkosa.

Oromia dihuni 27 juta jiwa dan merupakan negara bagian dengan populasi terpadat di Ethiopia. Mereka menggunakan bahasa sendiri, yakni bahasa Oromo, yang berbeda dengan bahasa resmi negara itu yakni bahasa Amharic.

Wakil Kepala HRW Wilayah Afrika, Leslie Lefkow meminta pemerintah Ethiopia segea membebaskan para aktivis, petani, atau warga lain yang masih ditahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com