Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yori, Potret Anak Kos di Jerman Saat Ramadhan...

Kompas.com - 14/06/2016, 16:10 WIB

BONN, KOMPAS.com - Yori Agung adalah seorang mahasiswa jurusan ekonomi di Sekolah Tinggi Bonn-Rhein-Sieg, Rheinbach, Jerman.

Tahun 2016 ini, untuk pertamakalinya ia berpuasa sekitar 18 jam sehari, karena bulan Ramadhan jatuh pada musim panas.

Menurut pemuda asal Riau yang bermukim di Bonn ini, yang paling berat ia rasakan di bulan Ramadhan adalah menahan rindu pada kepada keluarganya di Tanah Air dan suasana berpuasa di Indonesia.

Biasanya ia beribadah bersama keluarganya. Tanpa keluarga, jam buka puasa di hari pertama terasa lama. Ia habiskan waktu bermain telepon genggam.

Di hari pertama puasa lalu, Yori mengaku lupa sahur. Hanya pisang yang berhasil ia jadikan andalan energi berpuasa di hari pertama.

Padahal, hari pertama puasa tahun 2016 melebihi 18 jam. Namun ia berhasil menunaikannya dengan baik.

“Hari pertama puasa, saya kangen makanan pedas," ujar dia yang mengaku sambil menahan pusing karena teriknya matahari.

Siang hari ia berbelanja bersama kawan-kawan. Ia membeli ayam sebagai menu utama puasa hari pertama.

Alhasil, ayam bumbu rica dengan ‘seabrek’ cabai menemaninya berbuka. Sisanya disimpan untuk sahur.

Bulan Ramadhan tanpa kolak pisang. Rasanya ada yang kurang, bagi Yori. Sebagai makanan penutup, kolak pisang pun dilahapnya. Bersama-sama kawan ia menikmati hidangan Indonesia di tanah rantau.

Selain kolak pisang, dia pun menyantap kurma. Di Jerman tak sulit menemukan kurma.

"Tinggal pergi ke toko-toko penjual makanan khas Turki, di sana biasanya dijual beragam jenis kurma," kata dia.

Hidup merantau menjadikan kawan-kawan sebagai keluarga. "Semua kawan-kawan selalu menyemangati ia dalam berpuasa," kata dia.

Di kampus Yori, ada beberapa kawan dari negara lain yang juga berpuasa, di antaranya mahasiswa dari Marokko dan Palestina.  Selain teman kuliah, Yori memiliki sahabat bernama Paradiscoco.

Meski berbeda agama, Paradiscoco mendukung Yori dalam menjalankan ibadah. Tak jarang, bahkan sang sahabat menemaninya menanti berbuka puasa.

Olahraga pun merupakan salah satu hobi mahasiswa yang juga menjalankan bisnis di Indonesia yang dikelola dari jarak jauh ini.

Berpuasa bukan halangan buat tetap menjalankan hobinya bermain basket. Triknya, ia main basket dua jam sebelum berbuka puasa.

Yori juga sempat bepergian ke kota-kota lain di Eropa. Dalam perjalanan, ia tetap berpuasa. Dia pun membawa bekalnya ke dalam kereta untuk dimakan saat jam buka puasa tiba. Tempe dan sambal menambah nikmat berbuka puasa dalam perjalanannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com