Merefleksikan momen historis ini, Hillary mengunggah sebuah foto di laman Facebooknya di mana dia sedang bersama dengan seorang anak perempuan.
“Untuk setiap anak perempuan yang punya mimpi besar, benar, kamu dapat menjadi apapun termasuk seorang presiden, malam ini adalah untuk anda,” tulis Hillary.
Ketangguhan dan ketegaran sosok Hillary memang layak diberi acungan jempol. Namun, pertempuran sesungguhnya yang paling berat baru saja akan dimulai.
Hillary tahu benar masih ada “plafon kaca” terakhir yang paling menantang untuk dipecahkan yaitu menjadi Presiden wanita pertama dalam 240 tahun sejak negara adidaya ini berdiri.
Dia akan bertarung melawan presumptive nominee Partai Republik Donald Trump, pada pemilu 8 November mendatang.
Pertempuran ketat yang pastinya akan panjang, keras, dan akan diwarnai sejumlah perang bahasa yang penuh warna mengingat lawan yang dihadapi adalah seorang Trump yang telah memuntahkan sejumlah bahasa-bahasa yang telah mengejutkan ranah politik negeri Paman Sam.
Terlepas dari apapun hasil 8 November kelak, yang pasti sejarah akan mengingat Hillary Clinton sebagai pemecah pertama dari “plafon kaca” yang sebelumnya tidak terjangkau sama sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.