BANGKOK, KOMPAS.com - Foto Raja Bhumibol Adulyadej dengan kaca mata khasnya bisa ditemukan dengan mudah di ruang-ruang publik Thailand.
Mulai dari papan reklame raksasa di gedung-gedung bertingkat hingga foto-foto di jalan-jalan utama berbagai kota di Negeri Gajah Putih itu.
Setelah berkuasa selama 70 tahun, rakyat Thailand masih menganggap Raja Bhumibol sebagai tonggak kestabilan negeri dengan status setengah dewanya.
Namun, pada Kamis (9/6/2016), di saat Thailand memperingati 70 tahun berkuasanya sang raja, di sisi lain rakyat Thailand mengkhawatirkan kondisi kesehatan raja mereka yang terus memburuk.
Sehingga peringatan 70 tahun berkuasan Raja Bhumibol akan diwarnai dengan doa pagi yang dipimpin 770 biksu, sosok yang dilihat banyak warga Thailand sebagai perlambang pembawa harapan dan kebaikan.
Perayaan ini ingin menegaskan bahwa hubungan antara rakyat Thailand dan raja mereka adalah bagian dari identitas bangsa dan sekaligus mengukuhkan sosok raja sebagai bapak bangsa.
Di sisi lain, perayaan ini juga mengingatkan rakyat Thailand akan suksesi raja yang cepat atau lambat akan terjadi.
Putra mahkota Pangeran Vajiralongkorn (63), adalah penerus tahta Raja Bhumibol. Namun, rakyat Thailand tak terlalu mencintai sang pangeran sebagaimana rakyat mencintai ayahnya.
"Hubungan antara rakyat Thailand dan rajanya sangat dalam, sehingga sangat sulit dijelaskan. Dia adalah bapak negeri ini," kata Kolonel Winthai Suvaree, juru bicara pemerintah junta militer kepada Reuters.
Pada 1946, saat baru berusia 18 tahun, Bhumibol naik tahta yang lolos dari sebuah pergolakan yang mengakhiri sistem monarki absolut pada 1932.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.