Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi Makam Yesus Pun Membutuhkan Perdamaian...

Kompas.com - 07/06/2016, 08:15 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Hal itulah yang kemudian memicu kesepakatan dari ketiga denominasi untuk berdamai, dan mulai bekerja sama memperbaiki tempat tersebut.

Akhirnya, para pemuka agama itu harus menyingkirkan ego kelompok mereka.

"Kami semua bersepakat bahwa tempat ini membutuhkan perbaikan, dan hal itu penting untuk dirampungnya. Sehingga kami semua bersepakat untuk itu," kata pemimpin Gereja Armenia Samuel Aghoyan.

Tim liputan dari Kantor Berita Associated Press mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam lokasi di mana renovasi mulai dilakukan.

Terlihat sebuah kelompok ahli yang terdiri dari sembilan orang pakar asal Yunani yang juga berpengalaman atas renovasi di Acropolis dan gereja-gereja Byzantine di wilayah Laut Tengah.

Salah satunya, Antonia Moropoulou. Dia adalah seorang arsitek di Universitas Teknik Nasional Athena, yang mengawasi pengerjaan itu. 

"Tak ada lagi yang iri dengan tanggung jawab dan tantangan ini," ungkap perempuan itu.

"Sebab, adalah sebuah tantangan tersendiri untuk bekerja di sini, di tempat di mana ribuan orang singgah setiap hari," kata dia. 

Stabil
Moropoulou mengatakan, kondisi makam Yesus dalam keadaan stabil. Namun ada beberapa bagian yang memerlukan perhatian, setelah sekian lama terpapar air, asap lilin, dan kelembaban.

"Beberapa marmer dan lempengan batu telah berubah bentuk karena termakan usia," ungkap dia lagi.

Sebagai tambahan, struktur bangunan gereja pun harus mendapat perlindungan dari kemungkinan gempa bumi.

Sekali pun pilar besi hasil pengerjaan Pemerintah Inggris tahun 1947, telah menyangga struktur utama, namun kondisinya sekarang dirasa tak cukup kuat. "Jadi diperlukan sejumlah solusi lain," kata dia.

Dalam proyek renovasi ini pun akan dilakukan penguatan struktur bangunan. Diharapkan pengerjaan ini akan rampung dalam tempo 8-12 bulan.

Sejumlah pekerjaaan akan dikebut hingga tengah malam atau menjelang pagi hari ketika gereja tutup. Dengan demikian, para peziarah masih dapat mendatangi situs itu ketika renovasi berjalan. 

Selain itu, suasana hening di malam hari memungkinkan para ahli untuk berkonsentrasi merampungkan tanggung jawabnya. Mereka terbebas dari distraksi para peziarah dan turis yang kerap memadati lokasi itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com