Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi Makam Yesus Pun Membutuhkan Perdamaian...

Kompas.com - 07/06/2016, 08:15 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

JERUSALEM, KOMPAS.com - Suara dentingan perkakas bergaung di dalam ruang bentuk kubah dengan cahaya yang temaram malam itu. 

Sejumlah orang terlihat sibuk bekerja. Dengan sarung tangan karet dan aneka perkakas, mereka menyelami setiap detail dan relief yang ada di tembok-tembok ruang tersebut.

Penyeka berbahan kapas yang dicelupkan ke dalam larutan air sabun, dipakai untuk menggosok lapisan marmer, yang selama ratusan tahun dikotori sisa-sisa pembakaran lilin.

Sementara itu, sekelompok biarawati terlihat mengamati mereka dalam diam. Pemandangan itulah yang terlihat, Senin (6/6/2016) malam, ketika proses renovasi sebuah makam di Jerusalem dimulai.

Satu tim yang terdiri dari para ahli, mulai bekerja dalam proyek bersejarah merenovasi makam, yang oleh umat Kristen dipercaya sebagai tempat Yesus dikubur. 

Proyek perbaikan makam Yesus ini disebut bersejarah karena menjadi kali pertama sejak 200 tahun terakhir. Persaingan antar-denominasi Kristen sempat menyulitkan eksekusi renovasi situs ini.

Baca: Kusam dan Rusak, Makam Yesus di Jerusalem akan Direstorasi Selama 8 Bulan

Proyek perbaikan tersebut bakal menitikberatkan pengerjaan di bagian dalam ruang kubur Yesus. Ini adalah pekerjaan yang pertama di makam itu sejak 1810. Kala itu tempat tersebut pernah diperbaiki menyusul sebuah kebakaran.

Struktur hiasan dengan lampu minyak gantung, kolom, dan lilin kebesaran, didirikan di atas tempat di mana jasad Yesus yang telah diurapi, dibungkus kain kafan, dan diletakkan di dalam makam, sebelum kebangkitan-Nya.

Lokasi ini berada di dalam gereja, beberapa ratus meter dari lokasi penyaliban Yesus di Golgota. Di lokasi ini terdapat tangga batu, dan ornamen berwarna emas, serta banyak ruang gelap.

AP Photo/Ariel Schalit Seorang pekerja asal Yunani yang menjadi anggota tim ahli mulai bekerja merenovasi makam Yesus di Yerusalem.

Persaingan
Meski gereja menjadi tempat ibadah bagi umat Kristen, namun hal itu tak cukup kuat untuk menghentikan persaingan antara para pemuka agama, selama bertahun-tahun.

Gereja Katolik Roma, Ortodok Yunani, dan Gereja Armenia, adalah tiga pihak yang bertanggungjawab untuk merawat kavling-kavling di lokasi makam itu. Persaingan panjang muncul di antara ketiganya.

Jika umumnya para pendeta adalah sosok yang berbaur, tidak demikian dengan ketiga denominasi ini. Ada masa di mana ketegangan dan persaingan di antara mereka memuncak.

Bahkan di tahun 2008, sebuah adu argumentasi antara biarawan Ortodok Yunani dan Gereja Armenia berubah menjadi perkelahian.

Hingga tahun lalu, aparat kepolisian Israel sempat menutup kawasan itu, karena otoritas benda purbakala Israel menyatakan tempat tersebut tidak aman.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com