Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Anti-pangkalan AS di Okinawa Menguat

Kompas.com - 06/06/2016, 22:07 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Gerakan anti-pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa, Jepang, menguat setelah muncul berbagai tindak kejahatan dan kekerasan oleh para tentara dan pekerja di pangkalan militer AS di wilayah Jepang selatan itu.

Sejumlah anggota majelis di Okinawa yang ingin menyingkirkan pangkalan militer AS itu memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan umum majelis prefektur.

Perolehan mayoritas itu memperkuat gerakan anti-pangkalan AS di Okinawa.

Hasil pemilihan diumumkan pada Senin (6/6/2016). Hal itu berarti, Gubernur Okinawa, Takeshi Onaga, semakin kuat dalam usahanya untuk memindahkan pangkalan udara Futenma keluar dari pulau itu.

Jikalau hal itu terjadi maka akan terjadi perselisihan yang panjang dengan pemerintah pusat di Tokyo.

Pemilihan umum pada Minggu (5/6/2016) di pulau itu dilakukan setelah adanya serangkaian tindak kriminal dan insiden lainnya oleh tentara dan pekerja pangkalan AS.

Tindakan kriminal itu memicu kebencian terhadap simbol-simbol keberadaan AS di Okinawa.

Dari sebanyak 48 kursi yang diperebutkan, para kandidat yang mendukung Onaga mendapatkan 27 kursi, naik dari 23 kursi dari sebelumnya.

Onaga berselisih dengan pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe atas rencana untuk memindahkan pangkalan yang ada di Okinawa itu.

Pihak AS dan Jepang sepakat pada 1996 untuk menutup pangkalan udara Futenma milik Marinir AS di Okinawa, dan memindahkan seluruh fasilitasnya di tempat lain pulau itu.

Namun, rencana tersebut terhenti dikarenakan adanya perlawanan dari para penduduk yang khawatir atas kebisingan, polusi, dan kejahatan yang dapat terjadi.

Sementara itu, seorang prajurit Angkatan Laut AS ditangkap di Okinawa setelah terlibat tiga kecelakaan dan dicurigai mengemudi dalam keadaan mabuk.

Polisi Jepang mengatakan, prajurit berpangkat bintara bernama Aimee Mejia (21) itu terlibat kecelakaan yang berbenturan dengan tiga mobil sehingga melukai dua orang pada hari Sabtu (4/6/2016).

Di Okinawa sudah diberlakukan jam malam bagi prajurit militer setelah seorang pegawai militer AS ditangkap atas dugaan membuang tubuh seorang perempuan setempat.

Sejak cukup lama, banyak warga Okinawa berkampanye menentang kehadiran militer AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com