Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Transplantasi, Organ Manusia Ditumbuhkan di Dalam Tubuh Babi

Kompas.com - 06/06/2016, 12:13 WIB

Low bersama timnya juga tengah berupaya menciptakan neuron manusia yang dapat menghasilkan dopamin, dari chimera. Ini diharapkan dapat menyembuhkan pasien penderita Parkinson.

Seperti tim di California, Low juga mengaku tetap memperhatikan efek dari rekayasa genetika tersebut pada otak babi.

“Jika otak babi yang kami tanam IPS berkembang terlalu seperti otak manusia, maka kami tidak akan biarkan fetus tersebut dilahirkan," ujar dia.

Virus hewan
Pada pertengahan tahun 90an, ada harapan bahwa rekayasa genetika pada babi adalah jawaban berkurangnya pasokan donor organ untuk manusia.

Namun, berbagai percobaan dihentikan karena muncul ketakukan bahwa ini akan menyebabkan manusia dapat terinfeksi virus yang ditularkan hewan.

Tahun lalu, tim dari Sekolah Kedokteran Harvard, menggunakan penyuntingan gen CRISPR untuk menghilangkan lebih dari 60 retrovirus yang dihasilkan babi.

George Church, profesor yang memimpin riset tersebut, mengatakan, “Ini semakin membuka kesempatan transplantasi organ dari babi ke manusia, dan semakin mengukuhkan bahwa organ dari babi 'sempurna' untuk digunakan oleh manusia.”

“Penyuntingan gen dapat memastikan bahwa organ-orang tersebut sangat bersih, selalu tersedia, dan sehat, sehingga lebih ‘superior’ dibandingkan donor organ dari manusia sendiri.”

Sebanyak 7.000 orang di Inggris ada dalam daftar tunggu untuk menerima transplantasi organ. Sementara, ratusan meninggal dunia setiap tahunnya sebelum donor yang tepat ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com