Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Superkaya Ini Tolak Pengungsi, Lebih Memilih Bayar Denda Rp 4 Miliar

Kompas.com - 30/05/2016, 16:05 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

BERN, KOMPAS.com — Sebuah desa superkaya di Swiss menolak jatah untuk menampung 10 pengungsi dan warga lebih suka membayar denda 200.000 poundsterling atau sekitar Rp 4 miliar.

Desa itu berada di kota Oberwil-Lieli, distrik Bremgarten, wilayah Aargau, Swiss. Wali Kota Oberwil-Lieli, Andreas Glarner, dari kubu sayap kanan membantah penolakan itu sebagai tindakan rasial.

Swiss mendapat kuota dari Uni Eropa untuk menampung 50.000 pencari suaka. Namun, 52 persen warga kota itu menolak kehadiran pengungsi.

Dalam sebuah referendum di kota yang terdiri dari 300 jutawan di antara 2.200 jiwa, penduduk lebih memilih "tidak" terhadap alokasi untuk menerima hanya 10 pengungsi.

Pemerintah Swiss telah mengajukan proporsal kepada setiap 26 distrik.

Seorang warga desa mengatakan kepada MailOnline, "Kami tidak ingin mereka tinggal di sini."

"Kami telah bekerja keras sepanjang hidup kami dan memiliki sebuah desa yang indah dan tenang. Kami tidak cocok untuk menerima pengungsi. Mereka juga takkan cocok di sini," katanya.

Bagi warga desa di Oberwil-Lieli, kehidupan yang tenang dan damai adalah dambaan mereka, tak ada kekacauan.  

Steve Symonds, Direktur Program Pengungsi Amnesty Inggris, menyerukan Barat untuk mengambil bagian yang adil terhadap pengungsi.

Symonds meminta masyarakat yang lebih kaya untuk mau menampung orang-orang pelarian dan miskin. Salah jika tidak menampung imigran yang datang dari negara miskin.

Namun, bukan soal kemiskinan yang menjadi masalah bagi warga di desa di Swiss itu.

Glarner membantah jika penolakan oleh warganya itu sebagai rasialis. Warga hanya tidak ingin terusik oleh hal-hal buruk lainnya.

"Kami tidak diberi tahu jika 10 pengungsi dari Suriah itu atau jika mereka adalah migran karena alasan ekonomi dari negara-negara lain," katanya.

"Ya, para pengungsi dari Suriah itu harus membantu. Alangkah baiknya mereka ditampung di kamp-kamp di sekitar tanah air mereka sendiri," kata Glarner.

Avianna.ch Hamparan kota Oberwil-Lieli di Distrik Bremgarten, Swiss.

Menurut Glarner, uang bisa dikirim untuk membantu mereka. "Jika kita menempatkan mereka di sini, itu berarti kita telah mengirim pesan yang salah," katanya.

Glarner mengatakan, para pengungsi atau imigran gelap itu membanjiri Eropa dengan menyeberangi lautan yang luas karena mereka telah membayar para penyelundup manusia.

Bagi Glarner, para pengungsi itu akan sulit berbicara dalam bahasa lokal. Belum lagi hal-hal lain yang tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat di Swiss yang sudah terbiasa hidup tenang.

Jika beberapa pengungsi mempunyai anak yang harus pergi ke sekolah lokal, kata Glarner, bagaimana mungkin mereka bisa menyesuaikan diri. Sangat sulit!

Pada April 2016, ada 1.748 aplikasi suaka di Swiss dibandingkan dengan hanya 1.376 aplikasi untuk bulan yang sama tahun sebelumnya.

Pemerintah Swiss telah berjanji untuk memukimkan kembali 3.000 keluarga Suriah yang melarikan diri ketika perang saudara di negara asalnya.

Namun, penolakan dari warga lokal yang belum pulih dari fobia karena serangan teror di Brussels, Belgia, dan Paris, Perancis, masih menjadi sebuah tantangan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com