Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembikar Kuno China Ungkap Resep Racikan Bir Berusia 5.000 Tahun

Kompas.com - 24/05/2016, 09:30 WIB

MIAMI, KOMPAS.com - Residu pada tembikar dari sebuah situs arkeologi telah mengungkapkan bukti awal mula bir di Cina yang berasa dari resep kuno berusia 5.000 tahun.

Hal itu diungkapkan para peneliti seperti dilansir Kantor Berita AFP, Senin (23/5/2016).  

Artefak-artefak tersebut  menunjukkan bahwa orang pada zaman tersebut sudah menguasai teknik yang maju dalam pembuatan bir.

Berdasarkan jurnal National Academy of Science, kandungan bir tersebut pun sudah mengakomodasi kandungan dari timur dan barat. 

Residu kekuningan yang diperoleh dari corong tembikar dan pot dengan corong lebar, menunjukkan jejak bahan-bahan yang telah difermentasi, baik dari gandum dan umbi-umbian. 

"Penemuan 'barley' (semacam gandum dipakai untuk membuat bir), ini adalah kejutan," ungkap penulis utama dari Universitas Stanford Jiajing Wang.

Menurut dia, penemuan ini menandakan awal dipakainya 'baley' dalam kebudayaan Cina.  

"Resep bir ini menunjukkan adanya perpaduan tradisi dari China dan Barat. Barley dari barat, sementara umbi-umbian dari China," sambung dia lagi. 

Penemuan ini menunjukkan bahwa 'barley' telah dipakai di China sekitar 1.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. 

Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa barley kemungkinan telah digunakan sebagai bahan pembuat bir, jauh sebelum dijadikan tanaman pertanian.

Situs arkeologi yang menjadi bahan penelitian ini berada di Mijiaya, dekat anak Sungai Wei di Cina utara, yang diperkirakan telah ada sekitar 3.400-2.900 tahun sebelum masehi.

Pada situs itulah ditemukan indikasi awal mula pembuatan bir, juga proses filtrasi, dan penyimpanan di bawah tanah.

Juga ditemukan kompor yang mungkin telah digunakan untuk memanaskan biji-bijian.

Kedati demikian, nyaris mustahil bagi para peneliti untuk mengetahui apa rasa bir kuno tersebut, sebab takaran pasti dari resep itu tak pernah terungkap. 

"Tebakan saya, bir itu mungkin terasa sedikit asam dan sedikit manis," kata Wang.

"Asam dari fermentasi biji-bijian dan masin dari kandungan umbi-umbian," sambung dia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com