Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Telah Bertemu dengan Tokoh Pemberontak Komunis

Kompas.com - 19/05/2016, 19:38 WIB

DAVAO, KOMPAS.com – Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, telah bertemu dengan seorang pemimpin gerilyawan komunis di negaranya, seperti dilaporkan Agence France-Presse, Kamis (19/5/2015).

Pertemuan itu diharapkan akan mengakhir pemberontakan bersenjata yang telah berlangsung sangat lama di negara tersebut.

Juru runding kelompok pemberontak itu, Fidel Agcaoili,  mengatakan, ia telah berbicara dnegan Duterte tentang bagaimana untuk segera melanjutkan perundingan damai.

"Saya optimis bahwa pembicaraan akan dilanjutkan. Pertemuan kami positif," kata Agcaoili, tetapi jadwal perundingan lanjutan itu belum ditetapkan.

Pemberontakan komunis telah berjalan selama hampir setengah abad. Menurut perkiraan militer, selama pemberontakan itu sudah 30.000 orang tewas.

Presiden Benigno Aquino menghidupkan kembali perundingan segera setelah menjabat pada tahun 2010.

Namun, pada tahun 2013, ia menuduh para pemberontak tidak tulus dalam perundingan untuk mencari penyelesaian secara politik.

Seorang juru bicara Duterte mengonfirmasi pertgemuan yang telah berlangsung pada Selasa lalu, hanya beberapa hari setelah Wali Kota Davao itu meraih suara terbanyak dalam pilres pekan lalu.

Duterte akan dilantik sebagai presiden ada 30 Juni. Ia telah bersumpah untuk mencari penyelesaian secara politik untuk mengakhiri konflik.

Pria berusia 71 tahun itu menjanjikan empat posisi menteri dalam kabinetnya bagi pemberontak komunis. Ia juga mengungkapkan kemauan baiknnya membebasan para gerilyawan dari penjara.

Saya militer komunis, Tentara Rakyat Baru diyakini memiliki sedikitnya 4.000 tentara. Jumlah itu telah berkurang jauh dibandingkan pada tahun 1980-an yang mencapai 26.000 personil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com