Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi India Diikatkan di Batu Saat Orangtua Bekerja

Kompas.com - 17/05/2016, 20:55 WIB

AHMEDABAD, KOMPAS.com – Seorang bayi India, Shivani, yang masih berusia 15 bulan, menarik-narik tali plastik yang dililitkan di kakinya oleh sang ibu yang sibuk bekerja.

Kaki bayi itu diikatkan ke sebuah batu di sudut bangunan di India barat. Tempat tambatannya pun bisa berganti tempat, tergantung lokasi pekerjaan orangtuanya.

Dengan bertelanjang kaki dan diselimuti debu, bayi itu menghabiskan waktu sembilan jam per hari di bawah suhu udara panas sekitar 40 derajat Celsius.

Kakinya terikat tali sepanjang 1,4 meter bertuliskan ‘’caution”.

Sarta Kalara, ibu bayi itu, mengatakan ia tidak mempunyai cara lain kecuali mengikatkan Shivani ke batu. Ibunya mengakui kalau bayi mungilnya itu sering menangis.

Anak itu diikat karena Kalara dan suaminya sedang bekerja dengan upah 250 rupee atau setara Rp 50.000 setiap kali mendapat giliran menggali lubang untuk kabel listrik di kota Ahmedabad.

"Saya mengikatnya supaya ia tidak ke jalan. Anak lelaki saya masih 3,5 tahun, jadi belum bisa menjaganya," kata perempuan berusia 23 tahun itu sambil menutupi wajahnya dengan sari.

"Daerah ini padat lalu lintas, saya tidak punya pilihan. Saya melakukan ini agar dia selamat,”kata Kalara.

Ada sekitar 40 juta pekerja bangunan di India. Satu dari lima orang adalah perempuan.

Mayoritas pekerja itu adalah buruh migran miskin yang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Mereka terlibat dalam berbagai pembangunan infrastruktur di kota-kota di India.

Di seluruh negara, tidak mengherankan melihat anak-anak berguling-guling di pasir dan lumpur.

Sedangkan orangtua mereka mengangkat batu-bata atau menggali untuk pembangunan jalan baru maupun rumah-rumah mewah.

Reuters/Amit Dave Bayi Shivani (15 bulan) diikatkan dengan tali ke sebuah batu oleh ibunya, Sarta Kalara, di Ahmedabad, India.

Banyak keluarga seperti mereka tinggal di tenda-tenda darurat di dalam area konstruksi atau, seperti Shivani, tidur beratapkan langit.

Prabhat Jha, Kepala Perlindungan Anak pada Save the Children India mengatakan, fasilitas penitipan bayi jarang ada dan kalaupun ada biayanya mahal.

“Seharusnya ada tempat penitipan anak. Apakah dari pemerintah atau perusahaan konstruksi. Harus ada tempat aman bagi anak-anak ini. Mereka menghadapi risiko nyata terluka,” kata Jha.

Perusahaan India biasanya mempekerjakan buruh murah.

Kontraktor membawa sekelompok pekerja, seringkali direkrut dari desa yang sama, untuk mengangkat, menggali, atau perkerjaan lainnya dengan perlindungan minim.

Ketika Shivani terikat pada batu, para pria pekerja beristirahat sejenak sambil minum air dan kelapa di tengah panas terik.

Sementara para ibu beristirahat dan memberi makan anak-anak mereka.

Anak-anak biasanya tinggal bersama orangtuanya hingga umur tujuh atau delapan tahun.

Setelahnya anak-anak itu dikirim ke rumah kakek dan nenek mereka di desa-desa miskin terpencil di provinsi tetangga.

Kalara, sambil menggendong Shivani dengan tali plastik masih menggantung di kaki anaknya mengatakan, para manajer tidak peduli terhadap nasibnya.

"Mereka tidak peduli mengenai kami atau anak-anak kami. Mereka hanya peduli dengan pekerjaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com