Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Babi Ditemukan di Luar Kantor Konstituen Angela Merkel

Kompas.com - 15/05/2016, 17:42 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com – Aparat kepolisian Jerman menemukan kepala babi di luar kantor konstituen Kanselir Jerman Angela Merkel di kota Stralsund, berikut tulisan yang isinya mencaci-maki Merkel.

Polisi menolak memberikan keterangan tentang isi tulisan itu. Namun, mereka mengatakan penyelidikan sedang dilakukan, seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (14/5/2016).

Juru bicara kepolisian setempat, menurut Agence France-Presse, membenarkan bahwa isi tulisan itu ditujukan kepada Merkel.

Namun, polisi menolak mengungkap kalimat yang berkonotasi penghinaan terhadap Merkel itu, seperti diliris BBC.

Merkel sendiri mengawali karir politiknya dengan terpilih menjadi anggota parlemen di kota Stralsund, 26 tahun silam.

Popularitas Merkel di Jerman terus menurun akibat kebijakannya yang dianggap mendukung keberadaan migran di negara itu. Sekitar sejuta imigran telah mengalir ke Jerman sejak tahun lalu.

Para imigran itu tidak saja pengungsi, tetapi juga pencari suaka, yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di negara asal mereka di Timur Tengah dan Eritrea.

Popularitas Merkel terus merosot drastis, gara-gara krisis pengungsi itu. Dalam jajak pendapat eksklusif, 64 persen rakyatnya tidak mau lagi dipimpin Merkel usai habis masa jabatan tahun 2017.

Kanselir Merkel sebelumnya terkenal sebagai pemimpin yang dicintai rakyatnya dan politikus ulung di Eropa, seperti dilaporkan Deutche Welle.

Namun, dalam kurun waktu hanya enam bulan, popularitasnya merosot tajam dan kini Merkel dituding jadi "biang kerok" berbagai krisis di Jerman maupun Uni Eropa.

Pemicunya adalah manuver politik "pintu terbuka" bagi pengungsi Suriah dan Eritrea.

Politik zig-zag yang dijalankan Merkel amat kentara diputuskan secara tergesa-gesa tanpa persiapan dan strategi matang.

Akibatnya, banjir sejuta imigran ke Jerman memicu konflik dan krisis politik di dalam negeri maupun di tatanan Eropa.

Penolakan baik di kawasan bekas Jerman Barat maupun Jerman Timur menunjukkan persentase yang setara.

Bahkan di kalangan responden berusia antara 45 hingga 54 tahun, sebanyak 70 persennya menolak kepemimpinan Merkel periode berikutnya, untuk Pemilu 2017.

Juga di internal partai yang dipimpin Merkel, Uni Kristen Demokrat (CDU) terjadi perpecahan antara kubu pro dan yang kontra manuver politik "refugees welcome" itu.

Bahkan partai sekandung Uni Kristen Sosial-CSU yang berkuasa di negara bagian Bayern, mengancam akan menyeret kanselir Merkel ke mahkamah konstitusi terkait politik pengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com