Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadiq Khan, Mengalahkan Isu Sektarian

Kompas.com - 12/05/2016, 18:59 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

KOMPAS.com - Terpilihnya Sadiq Khan sebagai Wali Kota London, Inggris, Jumat (6/5) pekan lalu, adalah kejutan.

Berasal dari etnis minoritas, imigran, dan Muslim, dia meraih kepercayaan sebagai pemimpin ibu kota Inggris.

Sosoknya memberi inspirasi luas, bahwa isu-isu sektarian bisa dikalahkan.

Kemenangan historis Khan itu serta-merta menjadi trending topic media sosial dan berita daring (dalam jaringan) di berbagai belahan dunia.

Obrolan tentang sosok itu terus bertengger di papan atas hingga Senin (9/5/2016), hari pertama dia mulai bertugas sebagai wali kota.

Optimisme, pujian, harapan, sikap toleran, dan cerita inspiratif demokrasi menyambut Khan tidak saja di London, tetapi juga di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Berita kemenangannya sebagai wali kota Muslim pertama di ibu kota Inggris itu diangkat sebagai berita utama dan ulasan editorial di media-media besar dunia.

Ucapan selamat dari para politisi dunia untuk Khan juga mengalir melalui media sosial, seperti Twitter dan Facebook, atas kegigihannya berjuang.

Di antara mereka ada Wali Kota New York Bill de Blasio yang berasal dari kelompok sayap kiri. Ia memuji Khan sebagai sosok inspiratif.

Dia berharap bisa ”bekerja sama” dengan wali kota baru itu untuk masa depan yang lebih baik.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga ikut menyambut Khan. Proses pencalonan hingga Khan terpilih merupakan ”cerita inspiratif demokrasi, prestasi, dan toleransi”, kicau Basuki di akun Twitter- nya.

Majalah berita Jerman, Der Spiegel, menyebut kemenangan Khan sebagai kemenangan atas islamofobia.

”Pemilihan Khan menunjukkan London lebih liberal, pintar, dan toleran dibandingkan dengan kaum konservatif,” tulis media itu.

London merupakan salah satu pusat peradaban dunia, pusat keuangan, dan tujuan pariwisata yang ramai.

Menjadi salah satu kota dengan penduduk terpadat di Eropa, sebagian besar warga London merupakan keturunan Britania, kemudian Irlandia, dan etnis lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com