Ubur-ubur palsu itu, menurut polisi, dibuat dengan campuran bahan-bahan kimia. Hasil pemeriksaan memperlihatkan adanya kandungan aluminium yang tinggi.
Sindikat pembuatnya dilaporkan meraih lebih dari 170.000 yuan atau sekitar Rp 345 juta setiap tahunnya.
Ubur-ubur amat populer di China untuk dijadikan bagian dari salad, khususnya di wilayah pesisir selatan dan timur negara itu.
Kepolisian Huzhou di Provinsi Zhejiang, yang memimpin penyelidikan itu, mengatakan, mereka pertama kali menemukan ruang kerja yang dikelola Yuan. Yuan menjualnya ke pasar setempat.
Dari penggrebekan itu, polisi bergerak ke ruang kerja lain, milik Jia, yang mengajarkan Yuan tentang cara membuat ubur-ubur palsu.
Yuan mengatakan ubur-ubur palsu itu dibuat dengan menggunakan tiga bahan kimia, yaitu alginic acid, ammonium alum, dan calcium chloride anhydrous.
Pemeriksaan polisi menemukan kadar aluminium yang berlebihan dalam ubur-ubur palsu itu.
Kadarnya mencapai hingga 800 miligram per kilogram atau delapan kali lebih tinggi dari batas yang ditetapkan di China.
Disebutkan bahwa biaya untuk membuat ubur-ubur palsu lebih rendah sampai setengah dibanding menternakkannya dengan waktu yang lebih singkat pula.
Penangkapan sebenarnya sudah dilakukan pada April lalu, namun baru diumumkan ke khalayak umum.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.