Berbiaya mahal
Sementara itu, Menteri Perumahan Aljazair Abdeladjid Tebboune mengatakan, rencana pembangunan masjid ini sudah diluncurkan pada 2012, saat harga minyak dunia sedang mencapai puncaknya.
Empat tahun kemudian, Aljazair mengalami kekurangan pendapatan bersamaan dengan melorotnya harga minyak dunia serta berkurangnya cadangan mata uang asing yang dimiliki negeri itu.
Padahal, kompleks masjid ini butuh 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun, jumlah uang yang banyak dikritik sejumlah kalangan di Aljazair.
Para pengkritik menyebut dengan uang sebanyak itu pemerintah seharusnya bisa membangun rumah sakit atau sarana layanan publik lainnya.
Sejumlah pakar juga memperingatkan biaya pembangunan masjid ini kemungkinan besar akan membengkak jika tenggat waktu tak terpenuhi.
"Sebagian besar pekerjaan jauh dari kata selesai dan butuh waktu lama untuk menyelesaikannya," ujar seorang arsitek kepada AFP merujuk pada instalasi teknis, dekorasi mural dan kaligrafi yang belum selesai.
Masjid ini nantinya akan dilengkapi panel surya dan sistem sirkulasi air yang rumit untuk mengelola air hujan dan akan digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Pembangunan masjid ini sendiri dilakukan oleh Perusahaan Teknik Konstruksi China (CSCEC) yang sudah beroperasi selama 30 tahun di Aljazair dan membangun lima hotel besar di negeri itu.
CSCEC mengalahkan sebuah perusahaan Lebanon-Italia dan Aljazair-Spanyol dalam kompetisi mendapatkan tender proyek raksasa ini.
Daerah gempa
Masalah lain yang dihadapi adalah terdapat kemungkinan masjid ini rusak atau hancur akibat gempa bumi.
Sebab, Aljazair berada di atas dua lempeng utama dan kerap diguncang gempa bumi, terutama wilayah di sepanjang pesisir Laut Tengah.
Pada 2003, gempa bumi menghantam kota Boumerdes di wilayah timur negeri itu dan menewaskan hampir 3.000 orang dan mengakibatkan 10.000 orang lainnya terluka.
Pakar gempa bumi, Abdelakrim Chelghoum telah memperingatkan pemerintah bahwa studi seismik yang dilaukan sebuah perusahaan Jerman menyebut ada risiko besar gempa menghancurkan masjid itu.
Namun, Madani sang pemimpin proyek mengabaikan peringatan itu. Dia yakin mekanisme untuk menyerap gerakan bumi sudah dibangun.
Dengan sistem itu, masjid dan bangunan lain di komplek tersebut mampu bertahan terhadap guncangan gempa hingga kekatan 9 magnitudo.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.