Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Dibunuh, Aktris Afganistan Kini Tinggal di Penampungan Pengungsi

Kompas.com - 04/05/2016, 19:15 WIB

PARIS, KOMPAS.com — Malang benar nasib bintang film Afganistan, Marina Golbahari dan suaminya. Sebagai seorang bintang, bukan keglamoran yang dirasakan Marina saat ini.

Bersama suaminya, Marina kini terpaksa tinggal di sebuah penampungan pengungsi yang kumuh di Paris, Perancis, setelah kabur dari negeri asalnya.

Marina dan suaminya pergi meninggalkan Afganistan setelah dia diancam pembunuhan setelah ketahuan difoto tanpa mengenakan burka.

Merasa nyawanya terancam, Marina dan suaminya, Noorulah Azizi, berusaha tampil tak mencolok saat tiba di Perancis lima bulan lalu untuk menghadiri sebuah festival film.

"Kami tak pernah berpikir untuk tinggal di sini. Kami nyaris tak membawa apa pun," ujar Noorulah.

Namun, ancaman pembunuhan terhadap keduanya dan keluarga mereka membuat keduanya harus menahan keinginan untuk pulang.

Marina Golbahari baru berusia 10 tahun pada akhir 2001 saat dia diambil dari jalanan dan tampil memukau dalam film Osama yang memenangi penghargaan Golden Globe.

Sebelum menjadi bintang, Marina menjual majalah di jalanan kota Kabul dan menyaksikan ayahnya dipukuli para pengikut rezim Taliban.

Dalam film itu, Marina memainkan peran seorang gadis yang menyamar menjadi laki-laki sehingga dia bisa bebas berjalan-jalan di kota Kabul pada masa pemerintahan Taliban.

Film Osama langsung menjadi box office dan membuat Marina, kini 24 tahun, seketika menjadi bintang baru di Afganistan.

"Film adalah kehidupan saya. Dalam film saya bisa melihat semua tentang bangsa saya," kata dia kepada AFP.

Sementara sang suami, Noorulah Azizi, juga bisa menemukan jalan untuk menyingkirkan kemiskinan lewat industri film yang sedang bertumbuh.

Noorulah besar di kamp pengungsi Afganistan di Pakistan bersama jutaan orang lainnya yang meninggalkan kampung halaman mereka saat pendudukan Uni Soviet pada 1980-an.

Dengan fisiknya yang kekar serta wajahnya yang tegas, Noorulah segera menemukan tempatnya di dalam industri film Afganistan. Dia biasanya mendapatkan peran sebagai polisi atau pejuang yang melawan Taliban.

Marina dan Noorulah dipertemukan Facebook dan langsung jatuh cinta. Namun, hubungan mereka tak direstui keluarga Noorulah yang tak hadir ke pesta pernikahan mereka September tahun lalu.

"Mereka malu karena istri saya seorang aktris dan seluruh dunia bisa melihat wajahnya," ujar pria berusia 28 tahun itu.

Benar saja, masalah lebih serius datang lebih cepat dari yang diduga. Semua berawal dari foto Marina tanpa burka dalam festival film di Korea Selatan.

Foto itu memicu kemarahan di kalangan rakyat Afganistan yang masih konservatif. Seorang tokoh masyarakat di desa Kapisa memutuskan, Marina tak bisa pulang dan jika pulang terancam hukuman mati.

Tak lama setelah pernyataan sang tokoh, sebuah bom dilemparkan ke halaman kediaman Marina, tetapi gagal meledak.

Ancaman lewat telepon datang terus-menerus dan pasangan suami istri ini terpaksa hidup berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.

Pada pertengahan November tahun lalu, Marina dan suaminya terbang ke Nantes, Perancis, tempat dia harus menghadiri sebuah festival film.

Sebenarnya, setelah festival seusai Marina akan pulang ke Kabul. Namun, keluarganya yang juga diancam kematian meminta mereka untuk membatalkan rencana pulang ke Afganistan.

Akhirnya, pasangan ini terpaksa tinggal di sebuah tempat penampungan pengungsi yang kumuh di kota Dreux, 90 kilometer di luar kota Paris.

"Saya memang bermimpi bisa tinggal di Perancis, tetapi bukan dengan cara seperti ini," kata Marina.

Keduanya kini berusaha untuk tampil senormal mungkin agar tidak diketahui sesama warga Afganistan di Perancis.

"Sangat penting agar mereka tak mengenali Marina," kata Noorulah yang mengunci istrinya di kamar setiap kali dia pergi.

Langkah ini diambil agar tak ada seorang pun, terutama warga Afganistan konservatif, yang mendekati Marina lalu membunuhnya. Ironisnya, kini Marina harus mengenakan burka saat berada di tempat umum agar tak dikenali.

"Jika Anda seorang aktor atau aktris di Afganistan, atau terlibat dalam film, maka Anda akan disebut kafir dan hidup Anda akan selalu dalam bahaya," kata Siddiq Barmak, sutradara film Osama, yang juga pernah mengungsi di Perancis.

Penarikan sebagian besar pasukan internasional dari Afganistan pada 2014 sekaligus menghilangkan rasa aman yang sempat menghasilkan kebebasan dan modernitas di Kabul dan beberapa kota lain.

"Sejak saat itu, gelombang konservatisme agama menerjang negeri kami dan bahaya datang bukan hanya dari Taliban," ujar Barmak.

Kembali ke penampungan pengungsi tempat Marina Golbahari kini tinggal, perempuan itu berharap masih bisa melihat setitik cahaya di ujung terowongan yang gelap.

"Sebelumnya, saya memimpikan masa depan. Kini, saya hanya memikirkan masa lalu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com