Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Semua Peduli, Tak Perlu Berteriak untuk Didengar

Kompas.com - 02/05/2016, 20:15 WIB

HELSINKI, KOMPAS.com - Kaum pekerja di Helsinki, Finlandia, memiliki cara berbeda dalam menyuarakan aspirasi di Hari Buruh Internasional. Alih-alih turun ke jalan dengan beragam atribut dan teriakan, mereka memilih cara yang lebih "tenang".

Di salah satu sudut lapangan terbuka Kansalaistori, Finlandia, ada panggung yang menampilkan pertunjukan musik, dan di sekeliling lapangan ada beragam tenda penjual makanan, minuman hingga buku.

Penduduk yang memenuhi lapangan pun bercakap-cakap dan menikmati hiburan musik. Namun, suara orang yang berpidato terdengar jelas, dan orang tak perlu meninggikan suara saat mengobrol.

Para pemimpin kelompok buruh dan partai politik memilih gaya pidato, bukan orasi dengan berteriak.

Narendra Hutomo Aino-Kaisa Pekonen merupakan satu dari beberapa tokoh politik yang berpidato di perayaan May Day di Helsinki, Finlandia, Minggu (5/1/2016).
Menilik perayaan May Day di Finlandia, ternyata tak perlu berteriak untuk didengar. Saat orang-orang yang berkumpul dan saling mendengarkan, saling peduli, pidato berpengeras suara yang tidak memekakkan telinga pun bisa terdengar jelas.

Dalam acara pada Minggu (02/05/2016) tersebut, warga Helsinki memenuhi alun-alun Kansalaistori, Finlandia, untuk menunjukkan solidaritas mereka dan mendengarkan pidato serta nyanyian dalam rangka perayaan Hari Buruh.

"Kami merayakan hak pekerja, hak untuk bernegosiasi dengan pekerja, hak mogok kerja. Mogok kerja adalah hak asasi manusia. Tapi di negara lain, bukan di Finlandia, bukan di Eropa, mogok kerja bisa menyebabkanmu dipenjara, bahkan dibunuh," kata Presiden Serikat Buruh Cabang Departemen Sosial dan Pelayanan Kesehatan di Helsinki, Roby Mountrakis.  

Para pemimpin serikat buruh dan partai buruh berpidato mengenai hak asasi manusia, seperti hak untuk bernegosiasi demi mendapat ketentuan kerja yang lebih baik atau gaji yang lebih baik.  

Narendra Hutomo Perayaan May Day di Helsinki, Finlandia, Minggu (1/5/2016), juga tidak lepas dari penjual makanan, baik lokal maupun makanan dunia.
Linda, yang menghadiri perayaan May Day itu bersama dua temannya, mengaku mereka berpartisipasi karena ini adalah tradisi. "Kami ingin menujukkan rasa solidaritas kepada sesama warga Finlandia pada masa sulit seperti sekarang," katanya.

Ternyata, orang-orang yang berkumpul di alun-alun Kansalaistori itu adalah pembela "sayap kiri" dan mereka menunjukkan protes mereka kepada pemerintah yang pro "sayap kanan".

(Jennifer Sidharta dan Annisa Meidiana dari Universitas Multimedia Nusantara, melaporkan dari Helsinki untuk Kompas.com)


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com