PARIS, KOMPAS.com — Pelaku teror di Paris dan Brussels, Salah Abdeslam, yang akhirnya dikirim ke Perancis dari Belgia, Rabu (27/4/2016), akan diisolasi di sebuah wilayah penjara di Paris.
Informasi ini diungkapkan Menteri Kehakiman Perancis Jean-Jacques Urvoas, seperti dikutip dari Kantor Berita AFP.
"Dia akan diawasi oleh sejumlah penjaga di dalam kawasan yang dikhususkan bagi tahanan yang masuk kategori berbahaya," kata Urvoas kepada sejumlah wartawan.
Sebelumnya diberitakan, Salah Abdeslam akhirnya dikirim ke Perancis, tempat yang dia pilih untuk mengadilinya.
Sumber-sumber yang dekat dengan penyidikan kasus ini menyebutkan, Abdeslam telah diterbangkan ke Perancis dalam pengawalan yang sangat ketat.
Jaksa Perancis Francois Molins mengatakan, Abdeslam secara formal berada di bawah penahanan Pemerintah Perancis mulai pukul 07.05 GMT atau 14.05 WIB.
Abdeslam diyakini sebagai teroris yang masih hidup dalam aksi bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan 130 orang di Paris pada November tahun lalu.
"Dia akan diseret ke muka hakim dalam hari-hari ini untuk mendapatkan dakwaan. Penuntut akan meminta penempatan di tahanan sementara," kata Molins dalam pernyataan tertulisnya.
Sejauh ini, Abdeslam pun telah menyewa seorang pengacara Perancis, Frank Berton. Berton yang berbicara kepada harian lokal Voix du Nord menyebut, kliennya ingin "menjelaskan" tentang dirinya di Perancis.
Pemuda berusia 26 tahun itu ditangkap dalam penyergapan di Brussels pada 18 Maret lalu, setelah empat bulan menjadi buron paling dicari di Eropa.
Dia diyakini menjadi perancang serangan di Paris, menyewa tiga mobil, dan membawa tiga pelaku bom bunuh diri ke lokasi serangan di National Stadium.
Setelah penangkapannya di Brussels, dia mengaku mengubah niatnya untuk melakukan aksi bom bunuh diri saat mengetahui bahwa saudara kandungnya, Brahim, telah tewas dalam serangan bunuh diri itu.
Sejauh ini, sejak dia ditangkap, Abdeslam tak pernah mau menjawab dan menanggapi pertanyaan wartawan.
Penangkapan Abdeslam terjadi hanya beberapa hari sebelum aksi teror melanda kota Brussels di bandara dan stasiun bawah tanah. Aksi ini mengakibatkan 32 orang tewas.
Pihak kepolisian Belgia pun belum tuntas mengungkap hubungan antara Abdeslam dan tiga pelaku bom bunuh diri di Brussels.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.