Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan Tanpa Rahim dan Vagina

Kompas.com - 21/04/2016, 11:42 WIB

Saya melakukan latihan khusus untuk vagina saya dalam rangka memperluas lorong vagina baru saya.

Gejala pertama dari sindrom yang saya derita ini adalah kondisi medis amenore primal, tidak mengalami menstruasi sama sekali.

 Selain itu, kita tidak bisa berhubungan seks. Itu sebabnya saya harus menjalani operasi besar pada usia 17 tahun.

Vagina baru

Para dokter membuat sebuah vagina baru untuk saya. Itu adalah prosedur revolusioner di Athena saat itu.

Vagina baru yang dibuat oleh para dokter sempit dan kecil dan menyebabkan rasa sakit tak terhingga saat berhubungan seks.

Saya harus memperluas perineum, jaringan otot antara vagina dan anus, dengan melakukan latihan untuk vagina. Ini sebuah area kecil di bawah vagina, berupa kulit dan jaringan, dan harus disayat lebih lebar agar lorong vagina lebih terbuka. Begitulah istilahnya.

Sesudahnya, saya merasa baik secara fisik. Namun, secara emosional, saya merasa tidak begitu baik. Ini jadi sebuah beban, bagai sesuatu yang tidak bisa lepas.

Sejumlah mantan pacar saya melecehkan kondisi saya secara emosional. Saya tidak bisa memiliki hubungan yang stabil selama bertahun-tahun karenanya.

Situasi itu terus menghantui dan tak tertahankan. Hal itu bagai mencuri kebahagiaan kita, mentalitas kita, peluang untuk menjalin hubungan yang bagus dan stabil.

Situasi seperti ini membuat diri kita hampa dan kita diliputi dengan kemarahan, rasa bersalah, dan malu.

Selain itu, ada masa-masa sulit sesudahnya. Saya menderita secara emosional, psikologis, dan semua itu benar-benar berat.

Hampir 10 tahun sudah dan saya masih merasa menderita, tetapi saya sudah tidak merasa malu lagi, sudah terlalu lama.

Saya sadar bahwa saya tidak bisa mengubahnya. Semuanya harus diterima apa adanya dan hidup dengan kondisi seperti ini.

Selama beberapa tahun pertama dan kadang-kadang sekarang pun masih, saya merasa tidak berharga. Saya bagai barang yang rusak, tidak layak dicintai.

Saya bagai jiwa yang tersesat selama bertahun-tahun. Hal ini bisa menghancurkan hidup kita. Hal itu menempatkan kita dalam posisi yang benar-benar sulit.

Saya berjuang keras melawan depresi, kecemasan, dan serangan panik.

Ini memberikan saya pelajaran berharga. Meskipun saya tidak percaya kepada Tuhan, saya percaya bahwa ini adalah peringatan penting bahwa jangan menganggap hidup kita pasti dengan sendirinya baik-baik saja.

Saya sudah terlahir kembali. Hal ini telah memberikan saya hidup yang baru, jati diri yang baru. Ini juga telah mengubah jalan hidup saya.

Sebelumnya, saya adalah remaja yang tipikal dengan segala pasang surutnya. Setelah itu, saya menjadi benar-benar dewasa. Saya menjadi dewasa dengan cepat. Saya bersyukur akan hal itu.

Apa adanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com