Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan Tanpa Rahim dan Vagina

Kompas.com - 21/04/2016, 11:42 WIB

ATHENA, KOMPAS.com Joanna Giannouli, perempuan berusia 27 tahun dari Yunani, ini memiliki kondisi yang khusus.

Giannouli tidak memiliki kandungan, leher rahim, dan bagian atas vagina. Ia harus dibuatkan vagina buatan agar bisa berhubungan seks.

Perempuan ini menjelaskan berbagai tantangan dari sebuah sindrom yang menimpa sekitar satu dari 5.000 perempuan. Berikut ini penuturannya.

                                                                ***

Ketika pertama kali ke dokter dan mendapatkan kejelasan kondisi saya dari dokter, raut wajah ayah saya terlihat tegar. Namun, tidak begitu dengan ibu saya. Dia tidak bisa menerimanya dengan baik.

Ibu saya menyalahkan dirinya sendiri selama 10 tahun terakhir. Rasanya benar-benar menyedihkan melihat dia seperti itu.

Kami tidak terlalu sering membicarakannya dalam lima tahun pertama. Saya tidak mampu untuk membicarakannya. Saya merasa hancur dan sangat lemah.

Ibu saya meyakini bahwa dia mungkin telah melakukan hal-hal yang salah selama masa kehamilan dulu. Saya sudah meyakinkannya, dia tidak melakukan sesuatu yang salah, itu hanyalah faktor gen.

Ini keadaan yang menjadi stigma. Hal yang paling menyakitkan adalah ketika saya ditinggalkan mantan kekasih saya saat ia mengetahui kondisi saya.

Saya pernah bertunangan saat saya masih berusia 21 tahun dan tinggal di Athena, ibu kota Yunani. Ketika saya mengatakan kepada tunangan saya tentang kondisi saya, dia memutuskan pertunangan kami.

Namun, semua itu adalah masa lalu. Sekarang saya baik-baik saja.

Selama lima tahun terakhir, syukurlah, saya memiliki hubungan yang kokoh dan penuh cinta kasih dengan seorang pria.

Dia mengetahui dari awal bahwa saya memiliki kondisi seperti ini. Dia memilih untuk tinggal dengan saya.

Beruntung

Pria saya yang baru ini mengetahui bahwa kami tidak akan bisa memiliki anak. Dia tidak masalah dengan hal itu. Begitu pun saya. Saya sungguh beruntung.

Saat umur 14 tahun, karena saya belum juga mengalami menstruasi, ibu saya membawa saya ke dokter keluarga kami.  

Dia tidak memeriksa saya karena dia tidak ingin menyentuh bagian-bagian pribadi saya. Saat saya berumur 16 tahun, dia mengirim saya ke sebuah rumah sakit.

Di situ, dokter mengetahui bahwa saya tidak memiliki "lorong" vagina dan mereka menyatakan saya mengidap sindrom Rokitansky.

Karena saya terlahir tanpa vagina, para dokter harus membuatnya secara khusus agar saya bisa berhubungan seks.

Operasi berjalan baik, sangat baik. Saya dirawat di rumah sakit selama dua minggu untuk pemulihan.

Selanjutnya, saya harus berbaring di tempat tidur sekitar tiga bulan. Saya memang tidak bisa bangun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com