Kebebasan dan pengungsi
Banyak negara Eropa barat, termasuk Jerman, menjunjung tinggi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.
Sementara itu, di Turki, dalam beberapa tahun terakhir, Erdogan berusaha mengekang kebebasan pers dan berpendapat dengan memblokir beberapa media sosial.
Puisi Bohmermann terutama mempersulit posisi Kanselir Angela Merkel, yang dalam sekitar setengah tahun terakhir berusaha mendapat dukungan Turki dalam mengatasi masalah krisis pengungsi yang menghantam Jerman.
Terkait puisi Bohmermann, Merkel menekankan pentingnya kebebasan berpendapat dan seni di Jerman. Konstitusi Jerman menjamin "kebebasan berekspresi, akademisi, dan tentu saja seni," seperti dirilis Agence France-Presse.
Merkel menekankan, Jerman tetap berusaha mencari jalan keluar bersama Turki dalam masalah pengungsi.
"Nilai-nilai (sesuai konstitusi Jerman) ini berlaku terlepas dari semua masalah politik yang kami bahas satu sama lain, dan itu termasuk masalah pengungsi," kata Merkel.
Bagi Merkel, kontroversi satiris Bohmerman dan kebebasan berpendapat di Jerman sepenuhnya terpisah dari masalah kesepakatan antara Ankara dan UE.
Pengacara Erdogan di Jerman, Huberus von Sprenger, menyatakan, ia akan mengajukan tuntutan hukum terkait kasus penghinaan pribadi terhadap kliennya.
Sprenger juga akan menggunakan segala langkah hukum yang bisa diambil. Ia menyatakan siap untuk mewakili tuntutan dari Erdogan itu hingga instansi tertinggi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.