LEEDS, KOMPAS.com - Satu kawasan di pinggiran kota Leeds, Inggris, menjadi tempat pertama yang mengizinkan pelacuran pada jam yang sudah ditetapkan.
Legalisasi ini diperkenalkan sebagai upaya untuk mengendalikan aktivitas para pekerja seks komersial (PSK).
Chelsea, -bukan nama sebenarnya, adalah seorang PSK yang berusia 29 tahun. Dia mengaku sudah menjalani profesinya selama lima tahun.
Sejak lama dia kecanduan kokain, dan memperoleh penghasilan sekitar £150 (atau sekitar Rp 2 juta) per malam.
Dia menghabiskan uangnya untuk membeli narkoba dan hadiah untuk anak-anaknya. Dia mengaku tidak tinggal dengan anak-anaknya, karena dia tidak ingin anak-anaknya mengetahui apa yang dia kerjakan.
Pada malam hari, dia bersolek dan naik bus ke Holbeck, sebuah kawasan industri utama di sebelah tenggara pusat kota Leeds.
Kawasan itu sangat ramai pada siang hari, namun jika malam tiba, daerah itu berubah menjadi sepi.
Pada bulan Maret yang dingin, para PSK beroperasi di tempat-tempat sepi dan gelap. Chelsea tahu bahwa pekerjaannya itu berbahaya.
"Anda tidak tahu tipe pria seperti apa yang Anda temui berikutnya. Mereka mungkin terlihat baik-baik tapi mereka bisa juga menjadi jahat. Anda berspekulasi dengan diri Anda sendiri. Hidup atau mati," kata dia.
Ramai siang hari, sepi malam hari
Kegiatan menjajakan seks sebetulnya sah di Inggris. Namun mengajak atau menawarkan seks di tempat umum adalah kegiatan yang bertentangan dengan hukum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.