"Bukan kami yang menghendaki agar perbatasan terus ditutup," demikian dikatakan seorang polisi Macedonia, "Kami mengikuti perintah Eropa. Mohon tetap tenang dan jangan coba merobohkan pagar", ujar aparat keamanan Macedonia.
Seorang wakil pengungsi masih menyatakan ingin tetap damai. Tetapi ia juga mengungkapkan bahwa sekitar 10.000 orang pengungsi lari dari perang dan "terjebak" di sana berbulan-bulan. Mereka minta solusi, namun 10 menit kemudian bentrokan pecah.
Ratusan pengungsi mendekati pagar. Beberapa berusaha memotong kawat berduri di bagian pagar yang tidak dijaga polisi.
Polisi Macedonia kemudian menembakkan gas air mata berkali-kali untuk mencegah pengungsi mendekati pagar.
Sebagian ditembakkan langsung ke pengungsi. Sebagian lagi dilontarkan jauh ke kawasan pertanian Yunani, sementara polisi Yunani hanya menatap tanpa mengambil tindakan.
Awan zat kimia tersebar menutupi kamp pengungsi dan desa Idomeni. Orang-orang berusaha melindungi mata, sementara sejumlah aktivis membawa baskom-baskom air untuk mereka yang terkena gas, agar dapat mencuci mata.
Polisi Macedonia menembakkan gas air mata selama lebih dari dua jam. Mereka bahkan juga melemparkan batu dan selanjutnya menggunakan meriam air serta peluru karet.
Dikecam
Sejumlah orang pingsan. Relawan dan aktivis segera melarikan pengungsi dari kawasan konflik dan memberikan pertolongan pertama.
Senin malam, pegiat amal kesehatan Doctors Without Borders (MSF) menyatakan sudah mengobati 300 orang akibat terkena gas air mata dan trauma.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.