Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Singapura Menepis Tuduhan Adiknya Soal Penyalahgunaan Kekuasaan

Kompas.com - 11/04/2016, 22:58 WIB
Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Warga Singapura beberapa hari ini disajikan pemandangan langka berupa tuduhan mengejutkan dari Lee Wei Ling atau Dr Lee terhadap Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang juga saudara kandungnya.

PM Lee sampai harus mengeluarkan pernyataan di Facebook untuk membantah tuduhan adik perempuannya itu, yang memicu rumor terjadinya konflik keluarga.

Menulis di laman Facebook-nya, Minggu (10/4), PM Singapura itu membantah tuduhan bahwa dia telah “mempolitisasi” peringatan setahun wafatnya  Bapak Bangsa Singapura Lee Kuan Yew yang juga ayah kandung mereka.

“Saya sangat sedih mendengar tuduhan adik saya bahwa saya telah menyalahgunakan kekuasaan perihal peringatan setahun wafatnya Lee Kuan Yew  guna membangun dinasti politik. Tuduhan itu jelas tidak benar,” kata PM Lee.

Menurut PM Lee, menyadari adanya keinginan yang kuat dari warganya untuk memberikan penghormatan terhadap Lee Kuan Yew. 

Setelah melalui sejumlah pertimbangan, pemerintah mengakomodasi dan merasa apa yang dilaksanakan masih dalam koridor yang tepat.

Perdana menteri berusia 63 itu juga menyatakan tuduhan  bahwa dia ingin membangun dinasti sangat tidak masuk akal di Singapura yang menjunjung tinggi nilai-nilai meritokrasi.

Adapun ketegangan ini tercium publik setelah adiknya, Lee Wei Ling, yang merupakan kolumnis regular di harian Straits Times mengunggah di laman Facebook-nya isi korespondensi email antara dia dengan editor harian terkemuka di Singapura itu.

Inti korespondensi itu adalah mengenai mengapa artikel Dr Lee  yang berupa pandangannya terhadap reaksi publik mengenang setahun wafat ayahnya itu tidak dimuat oleh Straits Times.

Salah satu isi email yang mengejutkan publik negeri jiran adalah berupa pengakuan Dr Lee bahwa dia bersilang pendapat dengan abangnya mengenai bagaimana memperingati wafatnya Lee senior.

Dr Lee kemudian menuduh abangnya tidak memiliki “keraguan” sedikitpun untuk menggelar sejumlah acara peringatan seremonial hanya setahun setelah wafatnya sang ayah dengan tujuan untuk membentuk dinasti di negeri kota itu.

“Jika kekuasaan yang dimiliki dipakai untuk membangun dinasti, putri Lee Kuan Yew tidak akan membiarkan nama Lee Kuan Yew dinodai oleh putranya yang ‘membangkang’,” demikian kutipan tulisan Dr Lee yang merupakan dokter ahli bedah saraf.

Dr Lee merupakan pengkritik pedas sejumlah acara-acara seremonial yang digelar untuk mengenang setahun wafatnya Lee Kuan Yew, yang berpulang pada 23 Maret 2015 itu. Dia menyatakan,  ayahnya akan “meringis” mengetahui dirinya dipuja-puji dengan cara yang terlalu berlebihan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com